Biarlah, biarkan ia terjatuh
Aku tak mengapa, selama bebanku bisa hilang
Selama aku merasa tenang.
Entah sudah keberapakalinya
Tapi hanya ini yang bisa kulakukan
Hanya ini cara yang bisa membuatku (sedikit) tenang
Aku hanya membiarkannya terjatuh lagi, keluar lagi.
Pict source: Ardan Radio |
Garut adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat, Indonesia. Mendengar nama Garut tentu yang ada di pikiranku sendiri adalah alamnya yang indah dengan udara yang bisa disebut sejuk meskipun sesekali terasa dingin. Garut termasuk kabupaten dataran tinggi. Kabupaten ini dikelilingi oleh beberapa gunung diantaranya: Gunung Guntur, Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray. Meskipun Garut termasuk daerah dataran tinggi, tapi Kabupaten ini juga memiliki pantai yang tidak kalah indah dengan pantai-pantai terkenal di kota lain. Pantai ini berada di daerah selatan tepatnya di Kecamatan Pameungpeuk. Dua pantai yang paling terkenal adalah Pantai Santolo dan Sayang Heulang. Pantai itu masih sangat indah dan bersih. Pasirnya putih dan air laut yang biru. Ombaknya bisa dibilang besar karena langsung berhubungan dengan laut selatan.
Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia dengan ibu kotanya adalah Subang. Kabupaten ini cukup luas, hanya saja pusat kotanya tidak begitu luas. Iklim kabupaten ini adalah tropis. Maka tidak heran jika di Subang banyak perkebunan. Perkebunan teh, nanas, sampai perkebunan karet. Meskipun termasuk iklim tropis, tapi kebanyakan wilayah di Subang berudara panas. Apalagi yang mendekati daerah laut Jawa, seperti Pamanukan, Pagaden, Binong, dll. Bahkan pusat kotanya sendiri memiliki udara panas. Datang ke Subang rasanya tidak lengkap jika tidak datang ke Ciater, tempat pemandian air panas yang lokasinya tidak jauh dengan gunung Tangkuban Parahu. Pemandangan kebun teh yang membentuk bukit-bukit indah dengan udara yang dingin tentu akan membuat pikiran menjadi lebih segar. Ditambah menghabiskan waktu untuk berendam dan memanjakan diri di Ciater yang akan membuat pikiran tidak hanya segar, tetapi juga tenang. Di Ciater tidak hanya ada tempat pemandian air panas, tetapi juga disediakan hotel bagi mereka yang ingin menghabiskan weekend di sana.
Bandung merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat. Selain itu, kota yang mendapat sebutan lain Kota Kembang ini adalah kota metropolitan terbesar di Jawa Barat dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Dan pada zaman dahulu, kota ini pernah mendapat julukan Paris Van Java yang artinya Kota Paris dari Pulau Jawa. Alasan mendapat julukan ini karena Bandung zaman dulu terkenal dengan keindahan alam dan kesejukan udaranya (sekarang pun masih terasa di sebagian tempat). Suasana ini sangat disukai oleh orang-orang kolonial yang menurut mereka sama dengan Kota Paris, Perancis.
Pangkal Pinang adalah sebuah kota terbesar di Pulau Bangka sekaligus ibu kota provinsi Bangka Belitung. Kota ini terletak di sebelah timur Pulau Bangka. Sekarang, kota ini sudah berkembang menjadi pusat perdagangan, pemerintahan, dan industri terbesar di Bangka Belitung. Di kota ini juga terdapat kantor timah terbesar, yaitu PT. Timah Tbk.
Hallo blogcha! Umm.. Nggak kerasa ya tahun 2013 ini udah menginjak bulan September lagi. Itu artinya tahun ini bentar lagi berakhir. Oh iya aku pernah denger pepatah yang bilang kalau intinya waktu itu akan terasa cepat bagi mereka yang bahagia. Nah dipikir-dipikir aku ngerasa gitu sih. Ya nggak kerasa aja udah bulan September lagi. Perasaan baru kemarin tahun baru. Terus lagi perasaan baru kemarin aku masuk kuliah, eh sekarang kok udah semester tiga aja. Ya semoga kita termasuk orang yang bahagia :)
Okay, back to my blog title. September Project. Jadi di awal bulan September (Ceria) ini, aku mau buat sebuah proyek pribadi. Yaitu nulis di blog setiap hari dengan tema "Setiap Tempat Punya Cerita". Kayaknya udah nggak asing ya sama tema ini. Tapi ya namanya proyek pribadi, bebas aja mau kasih tema apa^^
Jadi aku mau nyeritain kota-kota yang udah aku kunjungi. Aku mau ceritain dulu tentang kota itu, and then aku mau ceritain pengalaman aku di sana. Latar belakang aku buat proyek ini dengan alasan biar aku makin rajin nulis. Biar nambah wawasan aku. Biar tulisan aku makin rapi dan semoga makin keluar ide-ide segar. Amin. Aku pernah baca tips nulis dari twitter @nulisbuku intinya kita harus dibiasakan nulis setiap hari. Ya minimal 30 menit disisihkan buat nulis. Temanya random. Itu mengasah kemampuan menulis kita. Dan aku juga pernah baca twitter Bang Radith, dia selalu nulis 15 menit sebelum tidur. Karena terbiasa, dia jadi jarang kena writer's block. Nah terinspirasi dari kedua tweet tersebut, akhirnya aku mau belajar membiasakan diri menulis setiap hari.
Semoga proyek ini berhasil. Amiinn.
With love,
Dwi Sartikasari
Ya ampun udah lama banget ini blog nggak diisi tulisan. Huft, sepertinya keasyikan liburan bikin aku lupa buat nulis lagi. YaAllah, maafin Dwi :(
Oke pagi ini aku mau buat tulisan non-fiksi. About my experience, today.
Jadi pagi ini aku lagi nemenin Karei ke sebuah jobfair di Bandung. Tepatnya di Landmark Convention Hall, Braga. Sebelum nyampe, seperti biasa nyasar dulu. Padahal pas pergi tadi tempatnya udah kelewat. Cuma kitanya aja yg sedikit nggak liat-_-
Nah pas udah nyampe di Landmark, ternyata masuknya pake tiket. Tadinya sih mau nemenin dia ke dalem, tapi ya udah deh nunggu di luar aja. Dia ngubek-ngubek nyari perusahaan yang cocok di dalem, aku ngotak-ngatik tulisan di luar. Pas:))
Ternyata, yang ikut jobfair ini cukup banyak. Mulai dari yang keliatannya fresh graduate sampai yang udah bapak-bapak/ibu-ibu juga ada. Mungkin mereka yang udah dapet kerjaan dan berniat buat nyari kerjaan yang lebih sesuai. Entahlah. Mereka dateng dengan pakaian yang formal. Bawa-bawa map yang diisi dengan tumpukan kertas. Mungkin itu isinya CV, surat lamaran, dan segala hal yang berhubungan dengan itu. Bahkan bagi yang perempuan, mereka berdandan rapi layaknya mereka akan diinterview langsung. Mungkin biar perusahaan tertarik melihat mereka.
Bahas soal jobfair, aku sebenernya belum pernah sekalipun ke jobfair. Alasan pertama, karena belum waktunya nyari kerja, alasan kedua, karena belum ngerti juga, kesannya kalau dateng ke sini jadi kayak anak kecil yang kehilangan ibunya. Buktinya kayak sekarang. Karena nggak ada kerjaan, alhasil aku cuma ngeliatin orang-orang sambil nulis apa yang aku liat. Bukan ngomongin sih, cuma menyalurkan ide...
Ternyata, nyari kerja itu susah ya... Lapangan pekerjaan yang tersedia nggak sebanding dengan jumlah sumber daya manusia yang dihasilkan. Padahal, menurut ilmu Akuntansi, semua hal itu harusnya balance. Harus seimbang, biar hasilnya bagus.
Sebenernya, daripada nyari kerja, mending buat lapangan kerja. Kenapa? Karena kalau nyari lapangan kerja, kita disuruh-suruh atasan. Selain itu bikin lapangan kerja jadi berkurang. Tapi kalau kita buat lapangan pekerjaan, kita yang nyuruh-nyuruh orang. Selain itu juga kita bisa nambahin lapangan pekerjaan buat orang lain. Kan baik ya..
Dan buat yang masih jauh dalam hal mencari kerja, coba aja cari kelebihan diri sendiri. Siapa tau kelebihan kita itu bisa dijual. Jadi di saat orang-orang sibuk sama nyari kerjaan, kita tinggal berkarya dan melatih diri agar kemampuan kita itu masih bisa terus dipakai orang. So, lahan pekerjaan yang sebenernya tersedia buat kita jadi kita sumbangin buat orang lain karena kita udah punya kemampuan yang bisa kita jual.
Oke deh, sepertinya cukup segitu aja yang perlu diceritain. Aku mau kabur ke naskah yang masih wajib buat diedit.
See you next time, Blogcha.
With love,
Dwi Sartikasari.
Assalamualaikum, selamat siang Blogcha! Baru sempet nongol lagi nih. Liburan itu ternyata bikin aku jadi mampet ide kayaknya. Ya gimana nggak orang di rumah tiap hari-__- tapi alhamdulillah siang ini aku tiba-tiba dapet ide buat nulis blog. Ide ini tiba-tiba datang saat aku lagi ngelamun sebenernya. Jadi kalau agak absurd, mohon dimaklum ya:)
Okey siang ini aku mau ngomongin tentang mimpi. Setiap orang pasti punya mimpi. Entah itu mimpi jangka pendek atau jangka panjang. Mimpi jangka pendek contohnya: gak jadi ulangan mata pelajaran ini, ketemu doi di sekolah, dapet traktiran temen, atau yang lain yang sifatnya lebih cepet. Dan mimpi jangka panjang itu contohnya: jadi dosen muda, lulus sarjana 4 tahun dengan cumlaude, kuliah beasiswa ke luar negeri, atau yang lebih panjang lagi: jadi direktur utama perusahaan, nikah, punya rumah, naik haji, dll.
Well, berhubung malam ini aku nggak bisa tidur, akhirnya aku memutuskan buat buka blog dan nulis postingan gak jelas. Ceritanya mau galau dulu. Okey.. Check this out
Tadi aku lagi denger lagu, dan lagunya aku puter secara acak. Tiba-tiba keputer lagu Alto - Tanpa Batas Waktu. Di bagian reff liriknya gini karena aku mencintaimu, karena aku menyayangimu...... Terus setelah reff ada juga lirik gini bila mengerti arti bersama, takkan kau tahu kata berpisah. Entah kenapa, denger lirik lagu itu jadi kepengin nangis. Tiba-tiba air mata netes gitu aja. Jadi keingetan pacar yang jauh di sana... Lebay nggak sih? Mungkin iya. Tapi nggak tau deh malem ini aku lagi kepengin galau. Udah lama gak galau juga kali ya.
Malam ini terlalu indah untuk kunikmati sendirian. Aku menikmati suasana malam dari ketinggian beberapa meter di atas permukaan laut. Lampu-lampu yang berkelap-kelip begitu cantik menghiasi gelapnya suasana malam. Ribuan bintang pun ikut menambah keindahan langit gelap yang terhampar sangat luas. Udara malam ini begitu dingin. Bahkan sangat dingin, merasuk ke dalam tubuhku melalui celah pori-pori. Tapi itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan dinginnya sikapmu terhadapku selama ini.
Hallo Blogcha! Assalamualaikum, selamat malam.
Tadi pas aku udah beres posting di kompasiana, ada yang request aku sharing tentang pengalaman aku pas masuk kuliah gitu.
Jadi, postingan kali ini aku bakalan sharing tentang pengalaman, perjuangan, dan ceritaku saat masuk kuliah. Dikhususkan buat Dek Ona yang request :)
Well, let's begin!
Cerita ini dimulai ketika aku sedang sibuk mempersiapkan UN. Sebelum sibuk UN, aku dibuat cemas oleh pengumuman SNMPTN undangan. Tapi nyatanya, bukan hanya aku. Teman-temanku pun merasakan hal yang sama. Kami semua dibuat cemas oleh pengumuman SNMPTN.
Alhamdulillah, aku saat itu bersekolah di sma favorit di Garut, sma 1 Garut. Meskipun aku tidak termasuk siswi yang pintar. Tapi juga tidak termasuk siswi yang malas.
Berhubung saat itu sekolahku berakreditasi A, jadi sekolahku mendapat jatah banyak untuk undangan. (lupa berapa persen). Tentunya bagi mereka yang bisa bertahan dengan nilai di atas 50% selama 3 semester.
Tapi saat itu aku mengalami yang namanya dilema. Di satu sisi, aku ingin lolos SNMPTN undangan. Tapi di sisi lain, universitas tujuanku tidak memperbolehkan untuk lintas jurusan. Aku sudah mengincar Universitas Padjadjaran sebagai kampusku kelak dengan jurusan Akuntansi. (lebih keinginan mama. Tapi, jurusan Komunikasi & Sastra yang aku mau pun sama-sama ips). Tapi saat di sma, aku berada di jalur ipa. Dan saat itu aku benar-benar dilema.
Hari itu, beberapa hari sebelum UN, ketua kelasku mengikuti rapat tentang SNMPTN. Tentunya rapat tentang penentuan siapa saja yang akan dicalonkan sekolah untuk bisa mengikuti undangan.
Setelah ketua kelasku masuk kelas, aku dan teman-teman langsung menghampirinya. Dia meminta kami duduk dan memperhatikannya saat menyebutkan nama-nama siswa di kelas kami yang lolos tahap 1.
Dia pun mulai meyebutkan satu per satu nama dari kami. Dan dia berhenti setelah menyebutkan 5 nama. Sudah? Hanya 5? Kami semua bertanya-tanya. Dia mengangguk lemas. Sepersekian detik kemudian, kami semua mulai menangis, saling berpelukkan. Aku memeluk temanku, menangis. Dia pun menangis di bahuku. Rasanya pahit. Baru tahap 1 pun kami sudah gagal... Dan sedihnya, di kelas kami hanya ada 5 orang saja, sementara di kelas lain lebih banyak dari kami.
Itu kegagalanku yang pertama. Tapi memang nilaiku turun di semester 4 lalu. Aku sadar, saat itu aku memang terlalu banyak main.
***
Singkat cerita, UN pun selesai. Masih ada waktu sekitar 1 bulan setengah untuk SNMPTN tulis. Aku pun mengikuti les intensif di salah satu bimbingan belajar di dekat sekolahku. Berhubung jurusanku selanjutnya adalah ips, aku pun mengambil intensif jurusan ips. Satu bulan setengah berkutat dengan ratusan soal ips. Hal baru bagiku. Awalnya meyenangkan, tapi semakin dekat dengan tes, aku malah semakin merasa jenuh. Mungkin, itu.bisa disebut sebagai titik jenuh belajar.
Setelah menjalani try out berkali-kali gagal, akhirnya 2 kali try out terakhir aku berhasil mencapai target. Aku pun senang. Semoga saat tes tulis nanti, aku bisa mencapai lebih dari ini. Doaku saat itu. Aku benar-benar ingin masuk Fikom. Meskipun aku tidak bisa berbicara di depan orang, tapi aku punya kemampuan menulis dan membaca keadaan sekitar.
SNMPTN tulis pun dimulai. Setelah belajar full 1 bulan setengah, ditambah doa dan usaha lainnya, hari itu adalah pertempuranku yang sesungguhnya. Fikom, Unpad. Semoga rezekiku di sana. Harapku.
Setelah selesai SNMPTN tulis selama 2 hari, aku dapat bernapas lega, sejenak. Meskipun sebenarnya beban itu tidak hilang. Hasil SNMPTN masih membuatku harap-harap cemas.
Oh iya, selain mengandalkan tes tulis, aku pun mengikuti dua tes tulis lainnya. Yang pertama, smup D3 Unpad dan ujian mandiri UIN Bandung. Bahkan mama sudah mencari universitas swasta jika pada akhirnya tidak ada rezekiku di univ negeri.
Setelah selesai SNMPTN tulis, aku beristirahat sehari. Lalu aku kembali belajar untuk tes smup Unpad. Kenapa aku memilih D3? Karena pada saat itu biaya smup S1 benar-benar mahal. Sementara di rumah, orang yang harus dibiayai pendidikannya bukan hanya aku. Ada kedua adikku. Akhirnya aku memilih pilihan pertama Akuntansi. Dan Fikom di pilihan kedua.
Sebenarnya, Akuntansi bukan sepenuhnya keinginanku. Karena sepertinya aku tidak ada bakat untuk hitung-menghitung. Aku lebih tertarik untuk masuk Fikom. Tapi mama meyarankanku ke sana. Karena sesuai dengan saran saudaraku, prospek kerja dari jurusan Akuntansi itu luas. Dan memang, aku pun pernah belajar Akuntansi, ternyata tidak begitu sulit.
Kali ini, saat tes smup, aku mendapatkan tempat tes di kampus Unpadnya sensiri. Tepatnya di Graha Sanusi. Sore itu aku mencari lokasi ke Unpad bersama Bapak tercinta. Sebelum masuk gerbang, aku berdoa dalam hati, semoga ada rezekiku di sini. Semoga ini akan menjadi kampusku kelak.
Alhamdulillah. Tingkat kesulitan soal smup tidak sesulit SNMPTN. Aku pun bernapas lega dan mengucapkan hamdalah.
***
Usahaku belum selesai. Aku harus mengikuti les bimbingan singkat di UIN untuk menghadapi soal-soal ujian di sana. Soal-soalnya tidak hanya mata pelajaran biasa. Tetapi juga tentang keagamaan. Arab gundul, fikih, sejarah islam, dll. Saat hari pertama bimbingan, itu juga merupakan hari dibukanya hasil SNMPTN tulis.
Aku sudah sangat berharap malam itu aku mendapatkan keberuntungan. Aku akan menangis karena terharu, lulus.
Sekitar pukul setengah 7 malam, aku sudah siap di depan laptop sambil mencoba membuka situs SNMPTN. Namun berkali-kali gagal. Sepertinya banyak sekali yang membuka situsnya. Hingga sekitar pukul setengah 8, situsnya pun bisa kubuka.
Aku terus mengucapkan basmalah. Mama duduk di kasur di hadapanku. Adikku duduk di sampingku.
Mataku mulai mencari kata diterima/tidak diterima. Dan........ Kalimat di sana saat itu benar-benar menamparku begitu kencang. Kalimat itu membuatku merasa terdampar jauh dan tak sanggup bangkit kembali.
Ini kegagalanku kedua kalinya. Air mataku langsung jatuh bercucuran. Mama langsung menghampiriku, memelukku, dan mencium keningku. Mama dengan bijak menasihati, "Mungkin itu bukan rezeki teteh. Coba introspeksi, sejauh mana usaha teteh selama ini? Mungkin karena usahanya belum maksimal." ucapan mama membuatku semakin terisak. Harapan masuk unpad tinggal 1 lagi. Smup.
***
Singkat cerita. Tes UIN pun berlangsung dengan jumlah 300 soal. Sudah kubilang, di UIN aku harus mengerjakan soal bahasa arab, fikih, dan yang lainnya. Saat itu aku sudah benar-benar tidak semangat. Aku terlalu lelah menghadapi tes terus-menerus. Akhirnya aku pun keluar kelas dengan asap di atas kepala saking panasnya. (oke itu bohong). Keesokan harinya, aku pun pulang ke Garut meninggalkan Bandung dengan sejuta kenangan.
***
Hari itu adalah pengumuman smup Unpad. Aku sudah menunggu sejak jam 6 pagi. Semoga aku bisa mengakses situsnya lebih cepat. Aku sudah benar-benar tidak sabar.
Sebelumnya, mama bertanya, "Teh, kalau keterima di Unpad sama UIN mau ambil dimana?"
"Unpad aja Mah. Dari dulu kan pengin di Unpad."
"Tapi kan D3?"
"Nggak papa Mah. Bisa ekstensi kan?"
Mama pun mengangguk, setuju. Aku pun langsung kembali ke kamar, mengecek situs smup. Aku mencoba memasukkan nomor peserta dan tanggal lahirku. Padahal saat itu, tampilannya masih tampilan untuk pengumuman smup S1, tapi karena aku sudah sangat penasaran dan beberapa orang sudah update twitter tentang kelulusan D3, aku pun mencobanya.
Kata pertama yang keluar setelah loading adalah LULUS dengan tulisan berwarna merah. (sebelumnya aku pernah posting tentang ini). Aku shock. Benarkah? Apa ini bohong? Aku lulus? Serius? YaAllah, masa sih? Ribuan pertanyaan berkelebat dalam otakku.
Aku menunggu loading selesai. Dan jelas sudah, semua pertanyaanku terjawab sudah. AKU LULUS! Aku langsung berteriak memanggil mama dan bapak. Mereka berdua langsung masuk ke kamar. Aku langsung menunjukkan pointer mouse ke arah kata lulus dan kartu pesertaku.
Mama dan bapak terdiam sejenak mencoba mencerna, lalu langsung memelukku. Menciumi kepalaku berkali-kali. YaAllah... Belum pernah aku melihat mereka sebahagia ini. Belum pernah aku melihat mereka menangis terharu karena aku selama ini... Aku dipeluk mereka secara bersamaan. Mereka menciumi kedua pipiku dan keningku secara bergantian. Berkali-kali mereka mengucapkan kata syukur, begitu pun aku. Rasanya ini seperti mimpi...
Semua usaha dan doaku terjawab sudah. Ternyata, rezeki memang di sini, di Akuntansi - Unpad.
Aku langsung mengabari teman-temanku. Mama pun langsung menghubungi keluarga. Mungkin ada yang berpikiran ini lebay, tapi buatku, itu adalah hal terindah yang pernah aku alami.
Biasanya, kesuksesan yang diraih setelah berkali-kali gagal lebih terasa bahagianya.
Setelah aku selesai daftar ulang dan membayar semua biaya, aku mendapat sms yang berisi bahwa aku diterima di UIN jurusan Manajemen Keuangan Syari'ah. Padahal, jurusan itu adalah jurusan favorit juga. Dan saat ini, sistem ekonomi syari'ah sedang dibutuhkan. Tapi apa boleh buat, memang rezekiku ada di Unpad :)
--END--
***
Okay, kira-kira gitu deh pengalaman gagalku ikut SNMPTN. Tapi gagal bukan berarti kita nggak bisa bangkit, kan?
Jujur, aku pernah ngalamin yang namanya jenuh. Tapi kalau kebanyakan ngeluh jenuh, kapan kita majunya? Ya nggak?
Sebenernya sih, aku agak berat juga kuliah di Akuntansi. Prospek kerja memang menjanjikan, tapi mata kuliah yang berat selalu bikin aku banyak ngeluh. Apalagi, sekarang aku udah nemu passion-ku, ternyata bukan di Akuntansi.
Ah tapi kalau inget kebahagiaan orang tua saat aku lulus dulu, rasanya bodoh kalau aku kebanyakan ngeluh karena salah jurusan.
Nasi memang udah jadi bubur. Tapi bukan berarti kita pasrah aja makan bubur itu, kan? Kita bisa campur bubur itu pakai sosis, tambain daging, dimix dengan hal-hal lain biar tambah enak.
Yap. Aku juga udah terlanjur masuk di jurusan ini. Nggak gampang. Di luar sana, banyak yang berharap ada di posisi aku. Jadi seorang mahasiswi Akuntansi di universitas negeri favorit. Tugas aku sekarang, gimana caranya biar aku bisa bertahan 2 tahun lagi dan mencapai nilai memuaskan. Lulus dengan memuaskan. Anggap aja, belajar di sini nambahin pengalaman aku untuk nulis nanti.
Seorang akuntan yang juga penulis terkenal dengan bukunya yang best seller. Beuh... Keren nggak tuh? Hihi...
Ya udah ya, segitu aja dulu sharing pengalamannya. Udah lewat tengah malem nih... Uas Senin masih menanti. Semoga dilancarkan uasnya, amin.
Senang bisa berbagi dengan kalian, Blogcha. Semoga bermanfaat dan inspiratif ya.
Assalamualaikum. Selamat malam :)
With love,
Entah bagaimana perasaan itu bisa datang dengan sendirinya.
I don’t know how love can changes my feeling...
Perkenalan itu begitu singkat. Mungkin, terlalu singkat.
Hanya perkenalan melalui sebuah aplikasi chatting di Android.
Tapi nyatanya, perkenalan itu berlanjut.
Meskipun chat-chatmu tidak begitu sering, tapi aku selalu mendapatkannya setiap hari.
Nyatanya, perkenalan melalui Go Chat pun tidak cukup.
Dua minggu setelahnya, waktu mempertemukan kita. Di depan kampus tercinta, Unpad.
Setelah itu, kita memutuskan untuk memulai perjalanan. Memulai petualangan menjajaki Kota Bandung.
Entah mengapa, percakapan kita dalam mobil saat itu bisa membuat aku gugup. Tapi aku senang. walaupun kamu sibuk menyetir, kamu tetap memperhatikanku saat berbicara.
Dan tawa pertamaku pun keluar saat kita masih dalam perjalanan. Aku tak tau, mengapa kamu bisa membuatku tertawa lepas tanpa beban saat itu. Terima kasih :)
Lalu, obrolan-obrolan kita selanjutnya membuatku merasa cocok. Aku merasa nyaman.
Pertemuan selanjutnya...
Masih dengan perasaan yang sama. Deg- dengan saat menunggu kamu datang dan senang saat kamu telah datang.
Kali ini, kita memulai petualangan menjajaki Kota Bandung dengan motor.
Bagiku, itu sama menyenangkannya. Selama itu kamu yang menemaniku. Hihi^^
Dan malam itu…
Di Fodcourt Festival Citylink outdoor, ditemani suasana Kota Bandung yang dingin dan kelap-kelip lampu malam hari…
Kamu mengutarakan perasaanmu.
Jujur, ada rasa takut saat itu. Aku takut jika itu hanya perasaanmu sesaat. Aku takut jika kamu tidak yakin akan perasaanmu.
Tapi tiba-tiba saja aku merasa yakin akan ucapanmu. Tatapanmu yang meyakinkanku. Aku pun mengangguk, mengiyakan.
Semoga ini bukan perasaan sementara saja. Semoga perasaan ini bertahan selamanya, untukmu. Semoga perasaanmu pun begitu.
Dan semoga, inilah kenyamanan yang
telah kunantikan.
Terima kasih untuk semuanya, Valdis Reinaldo Agnar :)
#np Endah n Rhesa - You and I
With love,
Dwi Sartikasari
Hello guuyysss. Gimana postingan kemarin bermanfaat nggak? Yaa semoga ya bermanfaat buat kalian.
Jadi, passion-mu ada dimana?
Oke next topic. Sekarang aku mau share tentang menulis. Enaknya nulis, nggak enaknya nulis, suka dukanya nulis, ya pokoknya sesuai judul deh. Cuap-cuap menulis.
Well, check this out!
Menulis. Menulis itu apa sih?
Menulis itu ya menulis. Nulis. Antara pena dan kertas kosong. *maaf absurd*
Iya jadi menulis itu hobi aku. Kesukaan. Kegemaran. Bahkan kalau boleh lebay, writing is a part of my life *wetsaahh
Enaknya nulis itu apa sih?
Wah banyak. Pertama. Nulis itu bikin wawasan kita nambah. Gak percaya? Coba deh ya penulis itu kalau mau nulis sesuatu yg bersifat fakta pasti nyari info kan. Baca, browsing, atau apapun. Jelas itu nambah wawasan kita. Kedua. Punya imajinasi yang kuat. Buat penulis-penulis fiksi nih biasanya imajinasi mereka kuat. Daya khayalnya tinggi. Dan itu tentu keasyikan tersendiri. Siapa lagi coba yang berkat imajinasinya yang kuat bisa jadi kaya? Tuh lirik J.K. Rowling. Beliau kan penulis. Aku juga mau kayak beliau hihihi. Nah ketiga. Becomes famous. Tapi famous karena karya kita. Karena pemikiran kita. Karena khayalan kita. Karena... Tulisan kita. Orang-orang bakal tau kita karena tulisan kita yang bersumber dari pikiran, khayalan, dan imajinasi. Kan enak kalau kita lagi jalan terus ada yang bilang, "Loh, itu kan Mbak Dwi yang tulisannya menyentuh banget? Yang bukunya best seller? Yang..." *tuh kan penulis khayalannya tingkat tinggi*. Aduh pokoknya banyak banget deh enaknya nulis tuh.
Terus kalau nggak enaknya apa?
Nggak ada. Loh, gak ada? Iya nggak ada. Buat aku, menulis itu enak. Bener-bener enak. Oke. Mungkin ada yang bilang nulis itu capek. Harus mikir. Harus penelitian. Harus browsing. Tapi, tanpa itu semua, kalian gak akan nambah wawasa. Jadi itu sebenernya menguntungkan. Terus ada yang bilang gak enaknya nulis itu dikejar deadline. Aduuhh hari gini masih protes aja sama deadline. Kalau udah terbiasa, malah kita sendiri yang nantinya nulis lebih cepet dari deadline. Gak percaya? Makanya cobain nulis;)
Jadi, mulai deh coba nulis dari sekarang. Gak masalah dapet komentar buruk tentang tulisan kamu. Jadikan kritikan sebagai sesuatu yang buat kamu lebih semangat untuk menulis. Dan jadikan pujian sebagai sesuatu yang buat kamu rendah hati. Tapi tetep semangat juga.
Ya intinya gitu aja lah ya. Maaf kalau postingan ini agak absurd. Hidup aku udah absurd dari lahir. It makes me different with other author huahaha
Ya udah ah aku mau kabur dulu cari inspirasi lagi. Semoga postingannya bermanfaat!
See you next time guys.
With love,
Dwi Sartikasari
Pict source: tumblr |
Senja berganti fajar.
Hari berganti hari.
Bulan berganti bulan.
Hati yang dulu sempat membeku, kini perlahan mulai mencair.
Tak pernah terbayangkan, kisah kita akan berakhir.
Kamu yang dulu, satu-satunya kebanggaanku, telah berubah.
Iya, kebiasaanmu berubah, sikapmu berubah, bahkan hati dan perasaanmu pun berubah.
Kamu tau? Aku sulit berjuang sendirian.
Senyum manis itu tinggal kenangan.
Tangisan itu pun telah menjadi masa lalu.
Ceritamu, ceritaku, dan cerita kita di masa lalu hanya akan menjadi kenangan.
Semuanya sudah tertulis rapi dalam sebuah buku. Aku bahkan sudah menyimpannya rapi dalam box masa lalu.
Biarkan. Biarlah semua berjalan seperti ini.
Tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu disalahkan.
Aku tidak membencimu.
Hanya saja, kau tau? Luka itu mungkin sembuh. Tetapi bekas luka itu takkan pernah bisa hilang.
Ingatanku akan bekas luka itu terlalu besar. Sampai kapan pun, bekas luka itu akan selalu teringat dalam memori ingatku.
Tapi biat bagaimana pun, aku tetap berterima kasih padamu.
Berkat masalah ini, berkat keputusanku untuk pergi, aku menemukan yang lebih baik.
Aku menemukan tinta baru untuk mengisi lembaran baruku.
Aku menemukan pewangi baru untuk mewangikan ruanganku.
Aku berharap kamu menemukan orang yang lebih baik dariku.
Kita hanya ditakdirkan untuk jadi serpihan masa lalu.
And now, it's time to say good bye.
Good bye, Past:)
With love,
Dwi Sartikasari
Posting kali ini aku terinspirasi dari pengguna twitter @benzbara_. Aku ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk orang yang sempat mengisi hari-hariku selama 20 bulan, Ezzha.
1. Terima kasih sudah mau mengutarakan perasaanmu.
2. Terima kasih sudah menerima kekuranganku.
3. Terima kasih sudah membuat hari-hariku jadi berwarna.
4. Terima kasih sudah memercayakan hatimu untuk kujaga.
5. Terima kasih sudah percaya aku.
6. Terima kasih atas semua barang yang kauberikan.
7. Terima kasih atas semua surprise yang kauberikan.
8. Terima kasih sudah banyak menyempatkan waktu denganku.
9. Terima kasih sudah bisa sabar menghadapiku.
10. Terima kasih sudah menuntutku untuk lebih dewasa.
11. Terima kasih sudah menjadi pacar, ayah, kakak, adik, sahabat, guru, sekaligus musuh yang baik bagiku.
12. Terima kasih sudah menjadi penyemangatku.
13. Terima kasih sudah menemani tidur larut malam hanya untuk mengobrol denganku.
14. Terima kasih untuk lagu yang kauciptakan.
15. Terim kasih sudah menjadi inspirasiku menulis.
16. Terima kasih untuk selalu mengingatkanku akan setiap hal.
17. Terima kasih sudah menasihatiku saat aku nakal.
18. Terima kasih sudah melindungi dan menjagaku.
19. Terima kasih sudah memperhatikanku.
20. Terima kasih sudah mencintai dan menyayangiku.
21. Terima kasih sudah mempertahanku.
22. Terima kasih sudah bisa bertahan begitu lama.
23. Terima kasih sudah membuatku sadar bahwa aku dibutuhkan.
24. Terima kasih sudah membuatku merasa berarti.
25. Terima kasih sudah membuatku terluka hingga kini aku bisa lebih kuat.
26. Terima kasih atas ucapan pagi dan malam yang selalu diucapkan.
27. Terima kasih atas setiap hari yang penuh cerita.
28. Terima kasih atas hari-hari yang indah dan menyenangkan.
29. Terima kasih sudah membuatku menangis hingga aku bisa tersenyum.
30. Terima kasih sudah mengajariku bahagia setelah terluka.
31. Terima kasih atas kebohonganmu.
32. Terima kasih sudah menjaga hati dan setia.
33. Terima kasih atas ketulusan dan kebaikanmu.
34. Terima kasih atas kenangan yang telah kita buat.
35. Terima kasih sudah mengerti bahwa hubungan kita harus diakhiri.
Terima kasih untuk semua hal yang tak sanggup kuucapkan satu per satu.
Matahari pagi ini terlalu bersemangat untuk memancarkan cahayanya. Udara pagi ini terlalu indah untuk kunimati sendirian. Kicauan burung terlalu merdu untuk kudengar. Dahulu, suasana pagi seindah ini selalu kuharapkan setiap hari. Tapi kini, untuk membuka mata saja rasanya aku tak mampu. Semua terlalu pahit untuk kurasakan.
Semua berakhir terlalu cepat. Aku tak pernah terpikirkan sampai sejauh ini.
Aku tak mampu bangkit. Tempat tidur ini mempunyai gaya gravitasi terlalu kuat seakan memaksaku untuk tetap tinggal. Baiklah, baiklah. Aku memang tidak berniat untuk bangkit dan menikmati suasana pagi. Aku sudah tidak bersemangat lagi untuk menghadapi hari. Suasana pagi ini berlawanan sekali dengan suasana hatiku.
Ya Tuhan! Sudah berapa lama aku terpuruk? Sudah berapa lama seperti ini? Aku lupa. Yang jelas, sejak semuanya hilang. Sejak penyemangatku pergi. Sejak Tuhan dengan sesuka hati-Nya mengambilmu dari hidupku.
Kamu. Iya, kamu! Kamu jahat! Kamu jahat! Aku kembali menjerit histeris. Aku seperti orang kehilangan kesadaran. Aku tak berjiwa. Bahkan aku tak bernyawa. Sebagian nyawaku telah hilang karena kau membawa pergi sebagian dari nyawaku.
Coba saja kamu bayangkan, kaki yang berpasangan dapat melangkah saling melengkapi. Dan kini, salah satunya hilang. Tentu saja tidak bisa lagi saling melengkapi. Tentu saja tak lagi sempurna. Dan tak lagi sama. Kamu tahu apa yang kurasakan saat ini? Tersiksa. Kamu telah pergi. Aku merasakan kehilangan. Aku merasakan ketidaksempurnaan. Aku merasa berat untuk menjalani hari-hariku sendiri. Hidupku tak lagi sempurna.
Entah sampai kapan aku terpuruk seperti ini. Seingatku, kamu sudah pergi setahun lalu. Dan sampai saat ini, keadaanku belum berubah. Masih terus mengingatmu, masih terus menangisimu.
Aku mencoba bangkit dari tempat tidurku dan kuhampiri jendela. Kutatap langit sejenak, lalu kututup mataku. Kutarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Ya Tuhan! Sudah berapa lama aku tertidur?
Aku membuka mata dan kembali kutatap langit. Dan... Apa? Kenapa ada bayangan wajahmu di sana? Ah, tidak! Kenapa aku juga melihat wajahmu tersenyum?
Tubuhku seketika menegang. Aku menahan napas selama beberapa detik lalu mengembuskannya setelah aku sadar. Lalu aku kembali menatap langit, tapi kini aku tak melihat senyummu lagi. Bahkan wajahmu pun sudah tak ada di sana. Kemana kamu?
Sedetik kemudian air mataku meleleh. Aku menangis sekuat yang aku bisa. Mungkin, aku terlalu merindukanmu.
"Aku janji, aku takkan menangis lagi. Maafkan aku sudah memberatkanmu. Aku hanya... Hanya terlalu merindukanmu." Aku menghapus air mataku. Lalu tiba-tiba saja aku merasa bibirku tertarik perlahan-lahan menyunggingkan sebuah senyuman.
Aku bingung dengan apa yang terjadi hari ini. Aku terus memandangi langit dan berkata, "Kamu tahu? Hari ini, hari ini aku sudah bisa tersenyum! Bukankah itu baik?"
Hi guys, I'm Dwi Sartikasari and I'm really proud of my self. Yeay!
Okay, I will introduce all about my self.
Nama asli sih udah pasti Dwi Sartikasari ya. Aku lahir di Pangkal Pinang, 19 Desember 1994 dengan berat badan sekitar 3,7 kg. Aku pertama kali bersekolah di TK. Aisyiyah, Bandung. Setelah bertahan cukup lama, 2 tahun di TK, akhirnya aku melanjutkan masuk sekolah dasar di SDN Mongonsidi, Komp. Sukamenak, Subang. Enam tahun cukup untuk bersekolah di SD, aku meneruskan bersekolah di SMPN 2 Garut. Setelah melewati masa-masa abg alay, aku pun beranjak dewasa dan menghabiskan sisa kealayan-ku di SMA 1 Garut. Oh iya, dari lahir sampai sekarang aku nggak bisa diem di satu kota.
Awal lahir di Bangka, terus TK ke Bandung, SD di Subang, SMP dan SMA di Garut. And finally, alhamdulillah sekarang aku sedang melanjutkan kuliah di Universitas Padjadjaran, Bandung di jurusan Akuntansi. Jurusan yang sebenarnya sangat diharapkan orang tua, padahal aku nggak terlalu suka. But it's okay. To make my parents proud of me, I will do anything for them. Sigh~
Nah curhat masalah hati dulu deh ya. Now, my heart have been stolen by someone. And he is Ezzha Chezar Perdana Putra. I love him I believe he loves me too hihi^^ I found him in 2010 ago, and now we still in relationship. Alhamdulillah :)
Pokoknya ngejalanin hari-hari sama dia itu nano-nano banget. Tapi justru perasaan campur aduk itu yang bakal terus jadi kenangan. Sesungguhnya, orang yang paling beruntung di dunia ini adalah dia yang memiliki banyak kenangan dalam hidupnya. :)
Okay, next I will tell you about my hobbies.
Hobi aku banyak. Eh nggak deng, cuman dua. Nulis dan nyanyi. Aku sih maunya kuliah ngambil jurusan itu, tapi zaman sekarang sih, di Indonesia, sastrawan itu memang 'kurang' dihargai. Beda banget sama di luar negeri. (Maaf untuk sastrawan, bukan maksud merendahkan). Aku suka banget nulis. Jadi penulis itu asik. Bisa berimajiasi sebebas-bebasnya sesuai keinginan. Tapi kalau masalah masa depan, mungkin orang tua tau yang lebih baik. Akhirnya aku memutuskan untuk ngambil jurusan akuntansi itu dan hanya menjadikan menulis dan menyanyi sebagai hobi.
Untuk menyalurkan hobi-hobiku itu, akhirnya aku masuk sebuah UKM di Unpad, yaitu PSM. Paduan Suara Mahasiswa, Unpad Choir namanya. Ternyata teknik menyanyi itu susah ya. Apalagi kalau paduan suara. Harus menyamakan suara dengan kelompok, nggak boleh menonjolkan diri sendiri, dsb. Tapi di sana kami dituntut untuk bekerjasama dengan baik dan saling menghargai. Itu asik tau ;)
Nah kalau menyalurkan hobi menulis, aku mulai mencoba-coba untuk mengikuti lomba-lomba cerpen atau lomba menulis lainnya. Aku pun sedang mencoba mengikuti sebuah lomba novel. Selain itu, aku sering baca-baca novel. Baik itu pinjaman dari teman atau free download dari internet. (Kalau bisa hemat, kenapa harus boros? (re: beli novel tiap saat)). Beruntungnya, mama sangat mendukung hobi aku ini. Malah mama udah sering tanya-tanya tentang novelku. Doain aja semoga aku bisa mengikuti lomba novel dan plus-plus memenangkannya. Aku juga beruntung punya pacar yang bener-bener mendukung hobi nulisku. Dan pengalaman hubungan kami pun selalu jadi inspirasiku untuk menulis. Makasih ya...
Sekarang bahas apalagi ya...
Oh okay, all about my friends. I have so many friends. Temen-temen aku banyaaaaakkk banget. Temen aku ada di mana-mana. (efek pindah-pindah sekolah-_-)
Alhamdulillah dari sekian ratus temen yang aku punya, banyak dari mereka yang (kayaknya) seneng temenan sama aku. Mereka juga orangnya asik-asik. Dari mulai temen SD, SMP, SMA, sampai sekarang kuliah. Pokoknya alhamdulillah banget aku dapet temen deket yang selalu setipe sama karakter aku, jadi kan cocok. Tapi banyak juga sih yang nggak sekarakter, alhasil mereka cuman jadi temen biasa aja deh. Tapi nggak sekarakter bukan berarti nggak cocok loh ya.
Aduh aku mau cerita apalagi? Udah dulu deh ya, capek ngetiknya nih. See you next time, guys. Love you all. Xoxo!!!
With Love,