Hello, Pangkal Pinang

Sesuai dengan posting yang sudah kubuat tadi siang, ini adalah tulisan pertamaku tentang "Setiap Tempat Punya Cerita". Kali ini aku akan mulai dari sebuah kota terbesar di Pulau Bangka. Yap, that's Pangkal Pinang.

Pangkal Pinang adalah sebuah kota terbesar di Pulau Bangka sekaligus ibu kota provinsi Bangka Belitung. Kota ini terletak di sebelah timur Pulau Bangka. Sekarang, kota ini sudah berkembang menjadi pusat perdagangan, pemerintahan, dan industri terbesar di Bangka Belitung. Di kota ini juga terdapat kantor timah terbesar, yaitu PT. Timah Tbk.


Selain itu, di kota ini terdapat beberapa pantai yang indah sebagaimana provinsi Bangka Belitung terkenal dengan pantai-pantainya yang punya keindahan tidak terdeskripsikan. Salah satu pantai terindah di Pangkal Pinang adalah Pantai Pasir Padi. Pantai ini memiliki pasir putih yang bersih, air laut yang jernih, ombak yang tenang dan garis pantai yang luas. Pantai ini sangat cocok untuk dinikmati saat matahari terbit. Pantai Pasir Padi terletak tidak begitu jauh dari pusat kota, hanya berjarak sekitar 7 km. Semilir angin pantai yang hangat dan keindahan suasana pantai akan kamu rasakan begitu kamu menginjak pasir pantai yang lembut. Selain itu, di dekat pantai ini terdapat sebuah restoran seafood yang rasa masakannya tidak diragukan lagi.
Kenapa aku memilih kota ini sebagai tempat pertama yang akan kuceritakan? Itu karena Pangkal Pinang adalah kota kelahiranku. Meskipun mungkin bisa dibilang aku hanya 'numpang lahir' di sana, tapi aku bangga. Mama sering bercerita tentang keindahan kota Pangkal Pinang. Mama juga pernah bercerita selama aku berada dalam perutnya, 9 bulan. Meskipun aku masih berada dalam perut Mama, tapi Mama selalu membawaku ke pantai. Mungkin itu alasan mengapa sampai saat ini aku sangat menyukai pantai. Antara suara deburan ombak yang merdu, langit biru yang luas, dan pasir putih juga air laut yang jernih. Semua itu saling melengkapi dan terlihat sangat sempurna, di mataku.

Setelah aku dilahirkan, 32 hari berikutnya, keluargaku harus pindah karena Bapak dipindahtugaskan. Saat itu Mama kebingungan karena pada awalnya pihak penerbangan tidak mengizinkan aku dibawa terbang dalam pesawat. Tapi entah bagaimana, pada akhirnya mereka mengizinkan Mama membawaku dalam pesawat.
Sampai saat ini, aku belum pernah kembali ke sana. Bahkan, tetangga di sana yang sudah saling menganggap saudara dengan keluargaku pun sudah sangat berharap kami akan segera ke sana, sekadar berkunjung untuk beberapa hari saja. Mereka bercerita bahwa Pangkal Pinang sudah banyak berubah. Sudah lebih modern. Jika mendengar cerita mereka tentang kota itu, perasaan menggebu itu kembali menghinggapiku. Aku ingin ke sana, berkeliling di kota kelahiranku, mengetahui culture-nya, mempelajari bahasanya, dan mengunjungi tempat wisatanya, terutama pantainya. Meskipun aku belum pernah merasakan keindahan kota itu secara langsung, tapi sejujurnya aku rindu dengan Pangkal Pinang. Sangat rindu.

Someday, I'll be there. I wish.


Pantai Pasir Padi

Pict source: google

With love,

Dwi sartikasari

You Might Also Like

0 komentar

Tell me what do you want to tell :)