Don't Forget Our Memories in Jakarta

Selamat pagi Blogcha. Akhirnya aku muncul lagi di sini. Udah hampir lewat seminggu aku nggak muncul di sini. Sudah bisa dipastikan proyek menulis di bulan ini gagal :( but never mind, yang penting waktuku nggak kebuang sia-sia hanya buat menye-menye. Tapi dipakai selain buat berkutat dengan tugas-tugas dan yang berhubungan dengan kuliah, juga dipakai buat berkutat dengan naskah dan proyek ini. Oke, nggak lama-lama lagi. Kota kelima yang akan kutulis di sini adalah Jakarta. Check this Out!


DKI Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat Pulau Jawa. Di dunia nternasional, Jakarta juga memiliki julukan J-Town atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding dengan New York City di Indonesia. Wilayah metropolitan Jakarta merupakan  metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Saat ini Jakarta sudah menjadi pusat bisnis, politik, ekonomi dan kebudaaan. Di kota ini juga terdapat dua bandar udara yaitu Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma serta sebuah pelabuhan laut di Tanjung Priok.


Mengingat kenanganku di Jakarta, pasti banyak. Meskipun aku jarang berkunjung ke kota ini, tapi sekali aku berkunjung, kenangannya selalu berbekas. Mendengar nama Jakarta, yang pertama ada dalam pikiranku adalah panas, ramai, dan metropolitan. Semua orang tentu sudah tau bahwa cuaca di kota ini sangat tidak bersahabat. Apalagi jika dibandingkan dengan cuaca di Garut, tempat tinggalku, aku pasti kewalahan. Ramai. Tentu saja, karena kota ini sudah termasuk kota metropolitan, maka suasana di Jakarta sangat ramai.

Meskipun di Jakarta aku memiliki banyak kenangan, tapi kenangan di kota ini yang paling berkesan dalam benakku adalah saat study tour dari SMA. STAN dan Dufan menjadi tujuan terakhir kami saat itu. Dengan tujuan sebelumnya adalah Bogor dan Sukabumi. Siang itu kami tiba di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Pertama kali aku menginjakkan kaki di sana, aku terkagum-kagum. Meskipun gersang, tapi wilayahnya terbilang luas. Auditoriumnya pun sepertinya termasuk bangunan baru, mungkin baru direnovasi. Setelah mendengarkan cuap-cuap dari pembicara, aku sempat terkejut dengan aturan-aturan di sana. STAN sangat terkenal dengan Drop Out-nya. Kesalahan sedikit saja memungkinkan untuk nyaris DO. Setelah selesai pembicaraan di ruang auditorium, kami dibawa untuk mengelilingi STAN sampai akhirnya selesai, kami semua kepanasan.

Dan kami pun langsung meluncur ke Dufan, tempat terakhir study tour kami. Entah mungkin sugesti atau memang benar, bagiku, masa-masa di SMA itu memang sangat berkesan. Aku merasakan kebahagiaan lain saat mengunjungi tempat itu dengan teman-teman di SMA. Padahal, wahana-wahana di sana tidak pernah berubah. Tapi ada perasaan lain saat bersama sahabat-sahabat. Aku tidak pernah lupa saat aku menaiki wahana Kicir-kicir dengan Adys. (Beb, jangan lupa ya. Ini beerkesan banget waktu itu!). Oh iya, meskipun aku sudah berkali-kali ke sana, tapi wahana-wahana (yang menurutku) ekstrem seperti Roller Coaster, Histeria dan Tornado, belum pernah sekali pun aku naiki. Kenapa? Aku tak tau. Mungkin nanti...

Menghabiskan waktu berjam-jam di Dufan selalu tidak pernah terasa. Tiba-tiba saja matahari mulai meluncur ke arah barat, tanda malam akan segera datang. Saat itu kami tidak menaiki banyak wahana, tapi karena kami semua punya moto "Foto di mana pun dan kapan pun", maka kami memutuskan sepanjang perjalanan dari Bogor (di bis) sampai makan malam di daerah Ancol, kami berfoto tanpa henti. Entah berapa ratus foto yang diambil sepanjang hari itu. (apalagi zaman SMA masih bisa dibilang zaman-zamannya alay. Sana foto sini foto). Yang jelas, hari itu kami merasa bahwa kami semua adalah keluarga utuh. Menghabiskan sepanjang hari bersama-sama layaknya keluarga.

Teman-teman, tolong jangan lupain kenangan study tour kita yaaa


Pict source: google

With love,

Dwi Sartikasari

You Might Also Like

0 komentar

Tell me what do you want to tell :)