Ruang Rahasia

Jika kau bertanya rasa jatuh cinta apa yang paling menyakitkan, rasa pertama yang akan kujawab adalah rindu.

Benarkah rindu menyakitkan? Sesakit apa? Mengapa?


Aku percaya jika rindu menyakitkan. Sakitnya seperti... Ah, entahlah. Aku bahkan tak bisa mendeskripsikan sakitnya dengan semua diksi yang kutahu. Aku tak bisa menjelaskannya dengan untaian kata-kata yang kupahami. Mengapa? Karena kau perlu merasakannya sendiri agar kautahu bagaimana rasanya merindukan seseorang. Apalagi..., merindukan seseorang yang--mungkin--tidak merindukanmu.

Jarak mungkin menjadi salah satu penyebab dua orang dalam satu hubungan menjadi terpisah. Dan karena jarak itu pulalah rasa rindu bisa muncul dengan sendirinya.

Rindu yang terpendam nyatanya sama sakitnya dengan rindu yang diungkapkan tanpa balasan.

***


Hai, Dear. Apa kabarmu? Lama tak jumpa, lama kita tak bercerita.

Bagaimana liburanmu? Ingatkah kamu pada weekend-weekend lalu yang sering kau habiskan denganku? Ingatkah kamu pada weekend sempit yang kaucuri agar bisa dinikmati bersamaku?

Jika kaulupa, ini aku ingatkan.

Bagaimana ramadhanmu? Ingatkah kamu pada ramadhan lalu saat kita menghabiskan seharian penuh bersama? Ingatkah kamu saat semua hal menyebalkan seharian itu ditutup oleh momen romantis--candle light dinner? Ingatkah bahwa sorot matamu--mata hitam itu--menatapku tajam, tapi ada makna lembut di baliknya?

Jika kaulupa, ini aku ingatkan.

Bagaimana hari-harimu? Tidakkah kamu rindu akan sosokku? Tidakkah kamu rindu akan pesan-pesanku yang selalu memenuhi ponselmu? Atau mungkin, tidakkah kamu rindu suaraku yang sering memekakkan telinga?

Ah, betapa kini aku sangat membenci jarak dan waktu yang sedang memisahkan kita sebegini lamanya. Betapa aku membenci ketika kita tak berdaya kalah telak oleh jarak dan waktu. Untuk membayangkan berapa lama lagi kita akan bertemu pun rasanya pahit, karena tidak ada kepastian di sana.

Ini tidak bisa kusebut diary, tidak pula kusebut surat, apalagi puisi yang sarat akan makna tersirat serta rangkaian kata-kata yang indah. Ini hanyalah ungkapan sederhanaku akan perasaan yang terpendam cukup lama dan dalam. Ini hanya ungkapan sederhana yang aku sendiri tak tahu bagaimana mengungkapkannya padamu. Karena aku tahu, kamu pun tak tahu harus bagaimana menanggapinya.

Ah, betapa kita harus banyak belajar dari para pejuang cinta jarak jauh yang mampu menjaga rindu dalam waktu lama. Jika mereka mampu, mengapa kita tidak? Mungkin, ujian untuk hubungan jarak jauh memang berat.

Tapi dengan jarak, kita tentu akan tahu seberapa penting arti pertemuan.

Benar, kan?

Kamu akan marah, tidak, jika diam-diam aku meneteskan air mata melihat foto-foto kita? Kamu akan meledekku cengeng, tidak, jika hanya dengan membaca chat-chat pertama kita, air mataku tiba-tiba merembes? Kamu akan menertawaiku, tidak, jika aku menangis meskipun hanya dengan melihat momen-momen Path yang check-in sana-sini saat bersamamu?

Maaf, jika kamu akan memarahi, meledek, atau bahkan menertawaiku. Tapi nyatanya air mata ini sudah jatuh lebih dulu sebelum aku menulis tulisan ini. Tapi tenang, kau tak perlu khawatir. Kau tak perlu cemas karena dengan waktumu saja, itu sudah lebih dari cukup untuk menyeka air mataku.

Kukirimkan tulisan sederhana ini lewat sebuah ruang rahasia. Ruang yang mungkin bisa dilihat orang lain, bisa dirasakan orang lain, tapi hanya kau yang mampu merasakan maknanya. Kau yang akan mengerti betapa aku terlalu sulit mengucapkan kata "rindu" langsung padamu. Hanya kamu, yang akan mengerti.



With love,

You Might Also Like

19 komentar

  1. LDR ya mbak :)
    Saya belum pernah ldr, jadi gak tau pasti apa rasanya merindu, ceilah :D

    Boro-boro LDR, pacaran aja... ah sudahlah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahah aku baru aja mikir, enak banget nggak pernah LDR-an. Taunya... Pacar juga... Ah, sudahlah~

      Delete
  2. Setuju banget. Pasti bakalan sakit sekaligus perih, udah disiksa menahan rindu eh ternyata yang dirindu juga gak merindukan kita sama sekali. Tapi itulah cinta, bisa mengajarkan kita bagaimana merindu tanpa pamrih. Ceilehh..

    Ngena banget yang bagian karena jarak kita bisa belajar dan mengerti kalo sebuah pertemuan ini penting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh,boleh bagi kode widget yang instagram itu gak dwi? Soalnya udah cari digoogle gak nemu yang kayak gitu, via fb aja ya kalo mau :)

      Delete
    2. Rasanya tuh seluruh badan Kak...

      Iya kalo sering ketemu malah rasanya jadi biasa aja. Ya begitulah~

      Delete
  3. Selamat menyimpan rindu, Kak Dwi. Semoga saja mereka akan meleleh seiring pandainya kalian sama-sama menjaga perhatian masing-masing ya :))

    ReplyDelete
  4. "rindu yang terpendam nyata sama sakitnya dengan rindu yang diungkapkan tanpa balasan" wow jlebb sekali.
    terus biar gak sakit mulu, rindunya dikemanain dong kak?

    ReplyDelete
  5. syemangat ldr nya yaaa, kalau kamunya galau terus gak semangat ntar siapa dong yang bikin hubungannya tambah bersemangat kalau bukan kamu? hihi
    sukses LDR nya, pasti ada jalan dibalik semua ini dwi~
    struggle!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Acieeee bahasanya haha. Iya makasih Lidya :))

      Delete
  6. LDR nya sementara karena sedang libur lebaran apa LDR nya bener2 LDR wi?? :-D

    kalo kangen jangan diliatin memori2 cekin path nya
    entar malah galau
    hehe
    mending denger lagu yang ceria2 aja gitu wi.
    semangattt!

    ReplyDelete
    Replies
    1. LDR karena lagi libur lebaran Kak hehe.

      Emang sih ngeliat memori-memori malah tambah galau. Salah cara banget.

      Delete
  7. Jika kamu lupa, nih aku ingatkan.
    Aku selalu baca tulisan kamu, aku selalu ingin jadi bagian dari tulisan kamu. Setidaknya ada namaku gitu di sana. :D

    Tapi emang nama-nama di tulisan Kak Dwi selalu keren banget!!!
    Mau dong dijadiin nama karakter di tulisannya. Figuran juga nggak apa-apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha sampai segitunya kah, Zak?

      Aku kalo ngasih nama tokoh emang yang antimainstream. Ya seenggaknyaa biar pembaca inget gitu :3

      Delete
  8. Rindu itu buat orang LDR aja ya? pasif bget -.-

    ReplyDelete
  9. ciehhhhhh kak dwiii~~ LDR-an memang gitu mbak.
    tapi LDR lebih banyak asem manisnya jadi lebih kece sepertinya.
    lebih bisa menghargai waktu kalau lagi sama-sama.
    beda dengan yang nggak LDR. salah satunya cepat boosen.
    Sabar ya kak Dwi, tetap simpan rindu itu untuk vina *lah

    huahhahha

    Rindu itu memang menyakitkan. apalagi rindu mantan :| *abaikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tapi untungnya LDRnya karena lagi libur aja haha. Dan, lebih menghargai dan memaknati pertemuan. ya kira-kira gitu sih :D

      Cie yang kangen mantan cie Vina...

      Delete

Tell me what do you want to tell :)