Happy 14th Mensiversary
Mengapa harus kamu? Mengapa tidak
yang lain?
Kamu memang sama dengan yang lain. Yang membuatmu berbeda hanya satu. Kamu milikku.
Lantas, mengapa harus kamu?
Aku hanya mengikuti kata hati saja. Mungkin banyak sosok lain yang lebih
tampan. Banyak laki-laki yang lebih pintar atau mapan. Tapi, cinta kan bukan
hanya tentang fisik dan materi? Cinta itu tentang hati. Pun tentang ketulusan
dan kenyamanan. Menurutku, nyaman itu nomor satu. Tapi, nyaman saja tidak
cukup. Aku butuh kebahagiaan, kecocokan dan rasa saling percaya. Jika aku hanya
merasa nyaman tapi tidak bahagia, untuk apa? Setiap orang ingin hidup bahagia
tentu. Begitupun denganku.
Sudah 14 bulan berlalu, namun rasa ini masih saja sama. Rasa yang muncul
sejak pertama “bersama” tidak pernah berubah. Jenuh mungkin ada. Tapi,
sayangnya cinta masih terlalu kuat untuk jadi tandingannya. Cemburu dan egois
kadang tak mau mengalah. Tapi, rasa sayang mengalahkan keduanya.
Ah, aku sangat beruntung memilikimu. Sosok tinggi kurus berkulit hitam
manis. Sosok yang selalu mengorbankan telinganya untuk mendengarkan celotehanku
yang tidak penting. Sosok yang bisa mengorbankan waktunya untuk dihabiskan
bersamaku. Sosok yang selalu sabar menghadapi kekanak-kanakanku. Sosok yang
rela membagi materinya untuk dinikmati bersamaku. Sosok yang pendiam, penyabar,
tidak perhatian, penyayang, pendengar yang baik, teman diskusi yang asik, penasihat yang handal, serta motivator
yang berpengalaman. Betapa aku sangat menyayangimu.
Aku memang tukang khayal. Begitu katamu.
Tapi, aku tidak pernah berkhayal tentang hubungan kita di masa depan. Aku tidak
ingin tinggal dalam ketidakpastian sebuah khayalan. Berharap sih pasti, tapi
tidak untuk berkhayal. Aku tidak membayangkan apa-apa tentang kita karena aku
bukan Allah—penentu takdir setiap umat manusia. Aku hanya membiarkan hubungan
kita mengalir begitu saja. Biarlah kita jalani hubungan ini apa adanya. Jangan banyak
menuntut. Jangan banyak berharap. Kau tau kan rasanya dikecewakan oleh
umat-Nya?
Bukan, bukan maksudku berniat untuk mengecewakanmu. Tentu aku tidak seniat
itu. Lagipula, jika kita sudah mencintai seseorang, tentu kita tidak ingin
mengecewakannya, kan?
Tapi kembali lagi pada penentu takdir tadi, Sang Pencipta. Dia sudah
menentukan takdir kita masing-masing ke depannya. Berdoa saja semoga hubungan
yang kita jalani ini merupakan bagian dari takdirnya. Semoga bisa terus
berlanjut tak terpisahkan.
Kamu mungkin bosan membaca tulisanku yang lagi-lagi tentang kamu. Tapi aku
menulis ini bukan untukmu. Tapi untuk orang-orang selain kamu. Aku hanya ingin
mereka tahu bahwa aku bahagia dan bersyukur memilikimu.
Meskipun aku terlihat seperti anak kecil, tapi izinkan aku untuk
mengucapkan, “Selamat bertemu bulan keempat belas.” (di tanggal 18). Kita sudah melewati 400 hari lebih bersama-sama. Semoga takkan berhenti
di hari ini, esok, lusa, dan seterusnya. Semoga masih akan ada hari-hari ke
depan untuk dilalui bersama. Semoga Allah menakdirkan kita untuk terus bersama.
Aamiin.
Dari gadis cerewet, bawel, childish
nan manja.
Your sweetheart,
0 komentar
Tell me what do you want to tell :)