Cinta Takkan Salah (Part 9)

Disni terdiam. Dia tidak lagi meneruskan fikirannya tadi. "Maksud Kakak?"

"Iya Kakak suka sama Adek, bahkan lebih dari sekedar suka. Mungkin sayang," suara Endra terdengar lebih santai.

Disni speechless. Entah apa yang harus dikatakannya. Otaknya memutar untuk menyusun kata-kata yang harus diucapkan.

"Mau jadi pacar Kakak nggak?"


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


Hari ini hari Sabtu. Hari pertama Disni jadian dengan Endra. Siang itu Disni menerima Endra. Tapi dengan status Endra yang masih berpacaran dengan pacarnya. Mungkin yang Disni lakukan salah, tapi dia juga tidak bisa membohongi perasaannya. Dia telah siap dengan resiko terburuk sekalipun. Dia telah siap kalau dia akan mendapat karma. Takut memang, bila tiba-tiba Endra pergi karena karma yang mendatanginya. Tapi biarlah, biar Disni yang menjalani semuanya.

"Dis..." panggil Argi.

"Iya? Kenapa?"

"Ada yang mau aku omongin sama kamu dari waktu itu. Tapi..."

"Mau ngomong apa? Aku buru-buru nih." Disni memotong ucapan argi.

"Pulang sekolah deh aku ngomongnya ya?"

"Maaf Gi aku sibuk, tugas masih numpuk dan gak mungkin sempet. Lagian mama gak ngebolehin aku jalan sama cowok."

Argi terdiam. Dia bingung. "Aku suka kamu." ujarnya garing.

Disni terdiam. Bukan karena bingung, tapi dia berusaha menahan tawa.

"Dis. Kok diem? Aku gak maksa kamu buat jawab sekarang kok."

"Hahahahaha....." Disni tak tahan melepas tawa.

Argi gendok setengah mampus. "Kok ketawa? Aku serius Dis."

"Aduh Argi......Argi. Kamu tuh bikin aku ngakak aja tau nggak! Iya aku juga serius,"

"Jadi? Kamu terima aku nggak?"

"Terima apa? Terima duit?" jawab Disni asal.

"Disni, aku suka sama kamu. Kamu terima enggak?"

"Ya ampun Argi........Argi. Dari dulu bego kamu tuh gak ilang ya. Apa yang harus aku terima? Kamu kan cuma ngomong suka sama aku. Terus aku harus terima apa?" Disni menjelaskan sambil tetap tertawa.

Argi menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Udah deh aku ke kelas dulu ya, tugas aku masih banyak yang belum selesai nih. Dah..." Disni bergegas pergi meningalkan Argi.

Argi masih terdiam. Dia mencoba mengingat perkataannya tadi. Tak lama senyumnya mengembang dan ia pun tertawa. "Hahaha iya ya, apa yang mesti Disni terima? Harusnya gue ngajak dia buat jadi pacar gue. Lah ini?"

"Heh. Kamu masih waras kan?" tanya Key tiba-tiba.

"Iya lah, kenapa sih?"

"Kamu tuh ketawa-ketawa sendiri, ngomong sendiri juga. Kenapa?"

"Ah enggak kok. Aku duluan ya,"

Key bingung dan meggelengkan kepalanya.


♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


"Dek...."

"Iya Kak..."

Untuk waktu dua jam mereka saling mengobrol.

"Eh Dek, Kakak boleh minta sesuatu nggak?"

"Minta apa Kak?"

"Panggilnya jangan Kakak Adek lagi dong, kan udah pacaran..."

Disni terdiam. Ia masih ragu untuk menyebut Endra dengan sebutan lain. Bukan karena tidak mau, tapi karena belum terbiasa.

"Mulai sekarang Kakak pengen panggil adek, sayang."

Senyum Disni mengembang. "Ya udah aku ngikut deh."

"Nah gitu dong hahaha."



TO BE CONTINUE.

You Might Also Like

0 komentar

Tell me what do you want to tell :)