Cinta Takkan Salah (Part 8)

"Dan apa?"

"Aku gak mau kamu kena karma. Kamu percaya kan karma itu ada?"

Disni terdiam. Dia terenyak dengan ucapan Key. Tiba-tiba dadanya terasa sakit dan nafasnya terasa sesak.




♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥




"Kamu gak ke kantin kok Dis?" tanya Argi.


"Enggak." jawab Disni singkat.


"Kok jutek gitu sih?"


"Bisa kan gak ganggu gue?" tiba-tiba Disni nyolot.


"Ya maaf Dis, aku kan nanya baik-baik." Argi menunduk.


Disni bingung dengan apa yang dikatakannya barusan. Tanpa menatap Argi, Disni pergi dan meninggalkan Argi.


"Loh Gi? Ngapain kamu di situ duduk mengo?" tanya Key bingung.


"Disni kenapa sih? Kok dia badmood gitu?"


Key terdiam sejenak. Dia ingat dengan perkataannya tadi pagi di perpustakaan.


"Key, kamu lagi gak ada masalah kan sama dia?"


"Ah eng.....enggak kok, ya udah aku susul dulu dia ya, dah..." Key pergi dan berlari.


Argi bingung. Padahal ada sesuatu yang ingin diucapkannya pada Disni.




♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥




Adek :)




Disni membaca sms itu. Entah, dia merasa ada sesuatu yang aneh dari sms itu.




Iya Kak :)




Kka mau telp boleh?




Oh iya Kak.




Tak lama setelah itu Endra menelepon Disni. Mereka ngobrol untuk beberapa saat. Tiba-tiba keduanya terdiam. Suasana hening. Padahal itu siang hari.


"Dek..."


"Iya? Kok jadi hening gini ya kak?"


"Haha gak tau kayak di kuburan aja."


"Iya aneh ya haha. Suara Kakak kok serius gitu?"


"Bedanya apa? Kakak aja gak tau suara Kakak kalau lagi serius atau bercanda haha."


"Ya beda aja. Gimanaaaa gitu."


"Oh iya maklum deh fans hehe..." Endra bercanda di tengah-tengah keseriusan.


"Ye.... pede banget."


Dan untuk kesekian kalinya suasana hening kembali.


"Eh Dek boleh ngomong sesuatu nggak?"


"Perasaan Kakak kalo mau telepon gak nanya dulu, ngomong aja lah..."


"Adek ngerasa gak kalau Kakak punya perasaan beda ke Adek?"


"Hah maksudnya?"


"Iya ngerasa nggak? Kok perasaan Kakak ke Adek gimana gitu ya, beda aja. Lebih nyaman kalau lagi sama Adek."


Disni mulai menangkap sesuatu yang beda. Dia terdiam. Untuk beberapa saat mencerna apa yang diucapkan Endra barusan.


"Adek gitu juga gak sih sama Kakak?"


"Ya emang dari awal kenal Kakak enjoy aja aku adek-kakak-an sama Kakak," ujar Disni polos.


"Ya maksud Kakak ada yang beda gak gitu?"


"Hmm.... Apa ya...."


"Kakak suka sama Adek," Endra memotong ucapan Disni.


Disni terdiam. Dia tidak lagi meneruskan fikirannya tadi. "Maksud Kakak?"


"Iya Kakak suka sama Adek, bahkan lebih dari sekedar suka. Mungkin sayang," suara Endra terdengar lebih santai.


Disni speechless. Entah apa yang harus dikatakannya. Otaknya memutar untuk menyusun kata-kata yang harus diucapkan.


"Mau jadi pacar Kakak nggak?"






TO BE CONTINUE.

You Might Also Like

0 komentar

Tell me what do you want to tell :)