[Cerpen] Adera--Melewatkanmu
Selamat pagi! Proyek bulan Maret, aku mau buat 5 buah cerita yang saling berhubungan satu sama lain. Terinspirasi dari sebuah kegalauan beberapa waktu lalu dan lagunya Adera. Nggak gampang sih, tapi aku bakal coba. Dan ini adalah realisasinya. Cerita pertama. Aku sangat berterima kasih saat kalian bisa meninggalkan komentar, kritik maupun saran di kolom komentar nanti. Karena itu akan sangat membantu buat kita sama-sama belajar. Okedeh, cukup segitu opening-nya. Selamat membaca!:)
By Dwi Sartikasari
Anne
Melewatkanmu
di lembaran hariku
S’lalu
terhenti di batas senyumanmu
Walau
berakhir cinta kita berdua
Hati ini tak
ingin dan selalu berdusta
Alunan lagu miliknya Adera terdengar jelas di
telingaku. Lagu itu berasal dari ponselku sendiri yang suaranya keluar dari headset yang mengait di kedua telingaku.
Entah kenapa, setiap kali lagu ini kuputar, kenangan masa lalu kembali muncul
ke permukaan. Ia mengingatkanku akan seseorang yang sudah meninggalkanku demi
perempuan lain.
Aku menghapus air mata yang menetes
tiba-tiba.
Masih saja seperti ini. Padahal dia sudah
pergi cukup lama, enam bulan lalu. Dan hubungan kami pun berlangsung tidak
sampai satu tahun. Tapi entah kenapa, sepertinya kenangan antara kami tidak
ingin beranjak meninggalkanku. Ia masih bersemayam kuat dalam ingatanku.
Udara siang berembus menerbangkan rambut
lurus sebahuku. Poniku yang menyentuh bibir atas ikut tertiup ke belakang. Tapi
udara itu malah terasa sejuk karena halaman belakang rumahku ditumbuhi beberapa
pohon cemara. Kolam ikan yang terletak di sudut halaman menambah kesejukan dan
keasrian suasana rumah. Apalagi ditambah dengan gemericik air mancur di
tengahnya dan rumput hijau yang terhampar luas menutupi tanah.
Kupejamkan mata untuk merasakan udara sejuk
yang meresap melalui celah pori-pori. Menyusuri merdunya suara gemericik air
yang masih bisa kudengar meskipun telingaku disumbat headset. Tapi, lantunan lagu Melewatkanmu merusak semuanya. Ia
kembali mengingatkanku pada kejadian berbulan-bulan lalu. Tepat saat laki-laki
itu masih ada di sampingku.
Air mataku menetes dari sudut pelupuk mata
tanpa terasa. Kali ini tidak kuhapus. Kubiarkan saja ia menetes berulang kali,
membuat kedua pipiku basah. Kurasakan perih kembali menyayat hati. Air mata masih
berdesak-desakkan di ujung pelupuk mata yang kelopaknya masih tertutup. Semakin
lama tetesan itu semakin berjatuhan dengan deras. Hatiku semakin terasa perih
dan sakit.
Cukup. Aku membuka mata dan menarik napas
panjang. Kuembuskan udara itu perlahan dengan bibir bergetar. Kenapa luka itu
masih tetap tinggal? Kenapa luka itu tidak mau pergi? Kenapa luka itu masih
terus mengusik ketenangan hidupku? Kenapa? Semua pertanyaan berkelebat hebat
dalam otakku. Tapi aku tak peduli. Segera kuhapus air mata yang masih tersisa
di sudut pelupuk mata. Dan tentu kuusap pipiku untuk menghilangkan jejak
tetesannya.
Melupakanmu takkan mudah bagiku
S’lalu kucoba namun aku tak mampu
Membuang semua kisah yang t’lah berlalu
Di sudut relung hatiku yang membisu
Kumerindukanmu
Tak dapat kupungkiri. Sebesar apa pun luka
yang sudah ditorehkan, seperih apa pun bekas lukanya, sesakit apa pun hati ini,
aku masih merindukannya. Aku sudah mencoba untuk melupakan sosoknya, tapi tidak
bisa. Berkali-kali kucoba, namun hasilnya tetap nihil. Aku tak mengerti dengan
hatiku yang di satu sisi sangat rapuh, namun di sisi lain ia masih sangat kuat.
Ia masih mampu menyimpan luka dan kenangan yang sudah ditinggalkan pembuatnya.
“Hei!”
Suara cempreng samar-samar terdengar di
telingaku. Kulepas headset dan
kuarahkan mata ke pintu ruang makan yang tersambung ke taman. Ternyata Luna,
tetanggaku sekaligus sahabatku.
Gadis itu berjalan santai menyusuri batu demi
batu menuju gazebo tempatku duduk. Gazebo itu berada tepat di atas kolam ikan.
Ia menatapku sejenak, lalu keningnya langsung berkerut. “Nangis lagi?”
Entah sudah keberapakalinya Luna menangkap
basah aku sedang menangis. Mungkin sudah ratusan kali. Dan ratusan kali pula ia
menasihatiku untuk berhenti menangisinya.
“Keingetan aja,” balasku santai. Aku tidak
ingin berdebat lagi tentang ini. Kami sudah sering berdebat jika Luna
mendapatiku menangisi laki-laki itu lagi.
Luna langsung menjatuhkan pantatnya di lantai
kayu gazebo yang dialasi bantal duduk. Ia menyandarkan punggungnya di penyangga
gazebo yang tingginya hanya sekitar 50 cm, lalu kembali menatapku. “Mau sampai
kapan?”
Aku tak menjawab.
Harusnya kut’lah melewatkanmu
Menghapuskanmu dari dalam benakku
Namun ternyata sulit bagiku
Merelakanmu pergi dari hatiku
Selalu ingin dekap tubuhmu
Namun aku tak bisa
Karena kau t’lah bahagia
Lagu itu berhenti tepat saat air mataku
kembali menetes. Segera kumatikan playlist
di ponsel. Aku menghapus air mata dan kutatap Luna. “Sori Lun. Nggak gampang
buat gue lupain dia gitu aja. It’s so
hard, you know?”
“Susah bukan berarti nggak bisa kan?” Luna
menatapku dingin.
“Gue tahu, gue tahu. Tapi—”
“Kalau lo selalu cari alasan atas kegalauan
lo buat dia, lo bakal terus kayak gini. Dan gue, nggak pengin ngelihat lo terus
kayak gini. Nangisin orang yang udah seneng ninggalin lo gitu aja. Cowok iblis
kayak dia nggak pantes banget ditangisin lagi.” Luna berhenti sejenak, menarik
napas lalu mengembuskannya. “Oke kalau sekali dua kali. Nah ini?”
Aku bergeming tak berani menatap Luna.
“It’s
time to move on. Tolong jangan tutup hati lo buat orang baru. Tolong jangan
mikir kalau cowok yang bakal sayang sama lo itu cuma dia. Please deh, Anne. Kita tuh punya lima pulau. Tiga puluh tiga
provinsi. Ratusan bahkan ribuan kota. Lo bisa cari cowok kayak gimanapun dari
Sabang sampai Merauke. Kalau nggak nemu di Indonesia, lo skype-an sana. Masih ada empat benua lain di dunia ini. Kalau nggak
nemu juga, masih ada delapan planet lainnya. Kalau masih susah nemu juga, masih
ada banyak galaxy di luar sana.”
Celotehan Luna kali ini berhasil membuatku
tertawa. Bahkan nyaris meledak. “Lo kira gue makhluk apaan?”
Luna ikut tertawa melihat ekspresiku. “Alien,”
jawabnya.
Refleks, aku langsung menimpuk wajah Luna
dengan bantal duduk yang tergeletak di lantai gazebo. Luna tak sempat
menghindar sehingga wajah dan rambutnya jadi berantakan.
“Rese kan. Udah gue kasih saran baik-baik
malah nimpuk gue.”
Aku terkekeh. “Iya maaf, maaf.”
***
Berkali-kali aku melirik jam tangan di
pergelangan tangan kiriku. Sudah satu jam lebih aku menemani Luna menjemput
sepupunya. Sepupunya baru saja menyelesaikan studinya di Jepang seminggu lalu.
Dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena rindu dengan keluarganya. Juga
untuk meneruskan karirnya.
Luna berkali-kali berjinjit dan mengedarkan
pandangan pada pintu kedatangan luar negeri. Sementara aku memilih duduk dan
ikut mengedarkan pandangan mencarinya.
“Sepupu lo nggak jadi pulang kali.”
“Jadi kok. Tadi nyokapnya bilang kalau sepupu
gue udah transit di Malaysia.”
“Ya terus kok belum dateng?”
“Hai!” Luna berteriak sambil tangannya
melambai-lambai bersemangat.
Beberapa detik setelahnya, laki-laki dengan
bentuk wajah tirus, mata sipit, tulang pipi jelas terlihat, dan potongan rambut
panjang ala lelaki Jepang sudah berdiri menjulang di hadapan kami. Ia
menyunggingkan senyum sambil membungkukan badan.
“Arigatou
gozaimasu*, sudah menjemput saya,” ujarnya dalam bahasa Jepang mix Indonesia yang sedikit kaku.
“Iya tak apa,” balas Luna sambil
menyunggingkan senyum. “Oh iya, kenalkan. Ini temanku namanya Anne.”
Aku berdiri dan menjulurkan tangan di
hadapannya. “Anne.”
“Akira.” Laki-laki itu membalas uluran
tanganku dan tersenyum ramah.
Seketika aku terbius oleh senyumannya.
Senyuman itu memberikan kesan maskulin. Senyum ramah tapi tidak berlebihan. Dan
entah kenapa, hatiku tiba-tiba melonjak untuk beberapa detik saja.
*Arigatou gozaimasu: Terima kasih
With love,
40 komentar
Arigato gozaimase hehhehee
ReplyDeleteyeee akhirnya project 5cerpen sudah dimulai ,
My naem is Akira, hahahhaa
btw si Anne kenapa masih saja merindukan orang yg jelas-jelas sudah menyakitinya dan meninggalkan tanpa kabar hanya demi perempuan lain?
ayolah Anne move on dong, kan banyak tuh cowok dari Sabang sampai Merauke,hahhaha
Luna dalam cerita ini sahabat yg baik banget ya
semoga nanti endingnya bagus dan gak ngegantung lagi :p
ditunggu cerpen berikutnya Dwi cantik
Harusnya tulisannya gitu ya kak? Hehe
DeleteKenapa ya? Karena ada beberapa orang di dunia ini yang beneran kayak si Anne. Susah move on-__-
Hehe siap siap kak, makasih :)
Bahasanya apik, ceritanya menarik. Tapi sempat ada typo nih. :) Berdesak-desakkan. Mestinya berdesak-desakan. Ber-desak-desak-an. :) Kalau untuk men-desak-kan akhirannya emang -kan. Kata dasar desak yang diberi awalan men- akan dapat akhiran -kan.
ReplyDeleteMelipirnya sebatas EYD dulu ya. :) Salam kenal.
Oh iya, makasih banyak buat komentarnya kak. Ini bermanfaat banget. Aku emang udah lupa tentang imbuhan sedetail ini. Tapi nanti dipelajari lagi biar tulisannya lebih baik.
DeleteSalam kenal juga:)
Hei adik Dwi.. udah lama ngga berkunjung ke blog ini..
ReplyDeleteMembaca ceritamu di atas, aku ikut terbawa ke suasana apa yang kamu rasakan. Karena ada kesamaan, di mana aku juga pernah ditinggalkan oleh seseorang yang ingkar janji. Mengatakan cinta, tapi lama-kelamaan ternyata aku hanya diposisikan sebagai “calon lelaki pilihan” yang belum jelas terpilih. “dasar!” kataku dalam hati..
Sejak itulah, aku bertekad lebih baik tak pernah mengenal wanita, daripada tersakiti atau mungkin menyakitinya..
Semoga adik diberi kesabaran selalu, berkarya dan terus berkarya sebagai ungkapa rasa sakitmu itu...
Tapi nggak boleh trauma juga kak, nggak semua perempuan gitu kok.
DeleteAamiin, makasih kak, semoga kamu juga ya
bagus banget nih ceritanya. kata-katanya juga menyentuh banget. berawal dari sebuah lagu bisa sampai terbawa dengan masa lalu yang pahit. tapi udah sepahit itu ditinggalin kenapa masih belum bisa move on aja.
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya ya
Makasih.. Ya namanya juga cerita. Nggak seru kalo nggak mancing komentar pembaca haha
Deletehaduh ceritanya.. gagal move on ya, banyak orang yang mungkin merasa dengan cerita ini. >.<
ReplyDeleteeh tapi ngomong2 gw belum denger lagunya adera yang ini, nanti cari ah kayaknya enak klo sampe jadi bahan cerita gini ^^
Iya begitulah. Jangan-jangan kamu juga ya?
DeleteSilakan cari dan coba resapi haha
Itu Anne masih jomblo kah ? ayo kenalan,aku dari planet Mars :D
ReplyDeletewah asyik nih bacanya,kebawa suasana... tulisannya rapih dan ringan jadi gak suntuk ketika dibaca...
dari dulu pengen banget bisa nulis begini... cuma yg terjadi malah absurd gak karuan *jadi stres banting komputer tetangga
Ciee mau kenalan sama Anne? Jomblo ya? *eh haha
DeleteMakasih makasih. Ayo sama-sama belajar aja :D
Keren! Move on karena liat senyum. Sesederhana itu :")
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya.
Makasih, iya sip sip! :D
DeleteAduh, Anne~ Jangan galau terus dong. Galau? Gak jaman! Ayo move on! *teriak pake toa*
ReplyDeleteBagus ceritanya, Lia suka! Ditunggu lho lanjutannya. Penasaran >.<
Asik nih yang udah bisa move on~
DeleteMakasih Liaaa :)
*nyari hp* *muter lagu adera* *ikutan galau* aiih salah baca nih, lagi keinget mantan gebetan eh malah ada postingan cerita yg berkaitan sm lagunya adera yg melewatkanmu. galau maksimal -_- ceritanya asik, ringan, engga bikin pusing, lanjutin lagi ya :)
ReplyDeleteMampus dosa nih aku bikin galau anak orang-__-
DeleteMakasiih, ditunggu ya:)
saya suka dengan puisi-puisinya karena memang saya suka buat puisi :) ditunggu kejutan yang bikin tegang ya. n moga-moga endingnya gak mudah ditebak. :) keren, semoga kedepan sya bisa buat cerpen seperti ini. ditunggu update selanjutnya
ReplyDeleteAduh aku nggak bisa bikin puisi._.
DeleteAamiin, iya ayo coba-coba bikin aja. Nanti terbiasa kok.
bakalan kaya apa yah jadinya nih cowo jepang kenalan sama cewe indo. jangn2 si cowo ini adalah jelmaan Kamen Raider hahaha
ReplyDeletegalau abis, cerpennya. :))
Bukan. Cowoknya itu jelmaan monster dari ultraman-__-
DeleteCie ikutan galau ya~
Keren wi. Lagi lagi bikin pembaca masuk ke dalam suasana ceritanya. Kegalauan lo kemaren melahirkan buah karya yang so amazing, you know? Sering sering lah galau #lah haha
ReplyDeleteGak sabar baca lanjutan nyaa
Makasih makasih. Semoga nggak hanyut ya~
DeleteIya alhamdulillah. Tapi nggak gitu juga sih-__-
Sudah ada yang koreksi EYD yah, Dwi. ^__^V
ReplyDeletePer paragrafnya sudah bagus sih, tinggal dimatangkan saja. Misal untuk setiap dialog yang sudah selesai, harusnya ganti paragraf tuh kalau sudah ada titik di belakangnya. Kembangkan juga alurnya yah, biar enggak terkesan datar. :)
Sudah bagus. Terus asah kemampuan nulis cerpennya ya. Ditunggu lanjutannya.^^
Iya kak hehe kalo ada yang perlu dikoreksi, koreksi lagi aja :D
DeleteOh iya, waktu itu aku tanya Pak Edi sih katanya nggak papa nerusin kalimat selama itu masih orang yg sama yang bicaranya.
Oke siap. Makasih banyak kaklin:)
Wi.. ceritanya bagus, diksinya juga kuat. Keren. tinggal nunggu aja saatnya buat kamu bisa nerbitin novel deh. Serius!
ReplyDeletentar jangan lupa kasih thanks to buat anak2 BE ya :D
Cerita sederhana di Gazebo bis deigambarkan dengan begitu jelas dari suasana dan keadaan sekitarnya. Cuma gue belum tau bentuk fisiknya Luna, entah ini penting apa enggak. tapi gue kepikiran itu, hehe...
ditunggu buat cerita selanjutnya. .
Aamiin aku kan masih diharkosin penerbit bang huhu :(
DeleteItu pasti. Udah diniatin malah hahaha
Oke dicatet. Nanti aku gambarin ringkasnya deh. Makasih bang
Hayo2 gimana cerita lanjutanya?
ReplyDeleteantara si anne dan pria dari jepang itu. he he he,
Dari awal memang ceritanya mengalir sehingga mudah dipahami mulai dari latar, tokoh sampai karakter yg bikin cerpen*LOL.
Pokok e semangat, he he
Ditunggu aja yaa..
DeleteYahaha kenapa bawa-bawa karakter penulis._.
inget lagu ini inget temen yang susah move on. tiap hari muterin lagu ini di playlistnya. ditunggu cerita selanjutnya, mba~
ReplyDeleteEmang bikin galau lagunya...
DeleteOke sip sip
mantep ceritanya. sosok temen emang paling penting apalagi kalo mau move on, biasanya temen yang ngasih masukan rada aneh tapi jitu.
ReplyDeleteAnne simple banget keknya orangnya, cuma liat senyum Akira udah bisa terbius. Kayanya Akira cocok jadi dokter, jadi gak perlu ngebius orang pake obat, cukup pake senyuman aja. Haha
DItunggu cerpen selanjutnya
Iya dan ngomoel-ngomel juga kak :|
DeleteBuahaha ide yang bagus tuh. Sayang aku nggak bisa nulis genre komedi nih.
iya, kadang-kadang smabil nepuk-nepuk pundak juga. dianya yang malah semangat banget kasih masukan.
Deletehaha, tumben banget gak garing ya? :D
Bener tuh, kalo cewek sih bisa pelukan, cowok gitu nggak?
DeleteHahaha iya tumben. Pasti habis bertapa malam jumat kemaren ya kak?
Kalo cowok mah gak, cuma lewat verbal sama tindakan aja. Bisa juga mencemen-cemenin dia, biar bisa move on.
DeleteHaha, bukan. Saya emang gitu kalo habis nyium kolor
sangat detail. mulai dari tempat, suasana, sampai sekitar. aku aja sampai berasa kebawa gitu deh. alurnya juga ngalir aja. awal-awal tak kira laki-lakinya ninggalin ceweknya gegara ninggal. haha
ReplyDeletekeren. mantap.
Haha makasih...
DeleteMasa sih? Taunya bukan ya. Yaaah meleset deehh
Karakter anne dan luna ini emang sengaja ga dideskripsikan orangnya kaya gimana ya? maksudnya, penggambaran wajah dan cara berpakaiannya gitu. apa biar yang baca aja yang ngebayangin gimana sosok mereka ber 2 ini?
ReplyDeletesemoga proyeknya bisa cepet selesai ya :)
Tell me what do you want to tell :)