Secangkir Cokelat Panas dan Hujan (part 3)
Episode 1: di sini
Episode 2: di sini
Pict source: tumblr |
Lagi-lagi,
hening mendekap mereka berdua. Tatapan mereka jatuh pada secangkir cokelat dan
mereka pun mengambil cangkir itu bersamaan. Sebelum menempelkan ujung cangkir
di bibir, mereka sempat saling tatap sejenak. Karena aroma cokelat yang sudah
menari-nari mengganggu penciuman mereka, mereka pun langsung menyesap isi
cangkir dengan perlahan.
Rainy menutup
mata, menikmati sesapan pertama. Rasa pahit dari dark chocolate dan rasa rasa manis dari susu bercampur di dalam
mulutnya. Hidungnya masih mengendus wangi dari aroma kayu manis yang ditaburkan
sedikit di atas whipped cream.
Cokelat panas itu meluncur dengan lancar melalui kerongkongannya. Dan... masih
terasa hangat.
Choky menatap
Rainy dengan saksama. Dia menikmati saat gadis itu begitu menikmati cokelat
panasnya. Wajahnya sungguh natural dan cantik. Hanya ada sedikit polesan bedak
dan eye liner. Bibirnya berwarna merah
muda tanpa olesan lipgloss, apalagi lipstick. Semua aktivitas Rainy berjalan
seperti gerakan lambat dalam pandangannya.
“Choky, ada
apa?” tanya Rainy tiba-tiba sambil meletakkan cangkir cokelat panasnya.
Choky
mengerjap-ngerjap, sadar bahwa Rainy sudah mengakhiri aktivitasnya. Tiba-tiba,
dia berharap gadis itu melakukan sekali lagi adegan
meminum-minuman-favoritnya-untuk-sesapan-pertama-kali. Tentu saja, agar Choky bisa
melihat wajah natural Rainy saat terpejam.
“Ah, tidak.
Kau sungguh menikmatinya, ya,” Choky menyunggingkan senyum salah tingkah.
Rainy
tersenyum ringan. “Aku kan sudah bilang. Aku akan memejamkan mata ketika aku
menikmati makanan atau minuman favoritku untuk pertama kali. Semacam sudah
terbiasa.”
Choky menganggukkan
kepalanya. Lalu dia memotong black forest-nya
dengan ukuran sedang. Setelah itu, dia memasukkan potongan kue itu ke dalam
mulutnya.
“Apa kau
percaya tentang sebuah kebetulan?” tanya Rainy tiba-tiba.
Choky menatap
Rainy bingung. Setelah kuenya tertelan seluruhnya, dia bertanya, “Memang
kenapa?”
“Tidak, aku
hanya bertanya.”
Choky terdiam.
Ia mengambil cangkir cokelat panasnya, mengendus wanginya sejenak, lalu
menyesap isinya perlahan. Rainy menatap Choky kagum. Cara Choky menikmati
cokelat panas sungguh unik. Mengendus wanginya terlebih dulu sebelum meminumnya.
Rainy menikmati adegan itu. Tanpa sadar, senyumnya terlukis begitu saja.
“Menurutmu?” Choky
bertanya balik dan menatap Rainy serius.
“Aku? Tentu
aku tidak percaya. Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua
kejadian sudah ditakdirkan Sang Pencipta, sebagai sutradara. Dan kita? Kita
adalah aktornya yang bermain sesuai keinginan Sang Sutradara, dan tidak kita
sadari. Bukankah begitu?”
Choky mengangguk
lagi. “Aku sependapat denganmu. Itulah takdir. Lalu, apa kau percaya takdir?”
Rainy terdiam
sejenak, memutar bola matanya. “Aku percaya.”
“Aku pun
percaya. Dan, pertemuan kita ini adalah salah satu contohnya. Jika saat itu kau
tidak mengizinkanku duduk di sini, mungkin kita tidak akan saling mengenal,” Choky
menghela napas sejenak. “Tadi, jika hujan masih turun deras, aku tidak akan
datang ke sini. Tapi ternyata hujan reda perlahan-lahan. Aku pun langsung
bergegas ke tempat ini. Dan lagi-lagi, takdir mempertemukan kita di sini.
Padahal, kau sudah memberikan kartu namamu, kan? Tapi nyatanya kartu nama itu
hilang. Dan mungkin takdir pertemuan kedua kita harus seperti ini,” lanjutnya.
Rainy
tersenyum. Otaknya kembali memutar memori saat pertama kali ia bertemu dengan Choky.
Benar juga. Jika ia tidak mengizinkan laki-laki di hadapannya duduk, mungkin
mereka baru akan kenal saat ini. Mungkin ia tidak akan bercerita tentang
kesukaannya pada hujan saat itu. Mungkin mereka tidak akan saling bercerita
tentang analogi cokelat panas dan cinta. Mungkin tidak akan ada tawa yang berderai
dan senyum yang tersungging saat itu.
“Terima
kasih,” ujar Choky.
“Untuk?”
“Untuk
mengizinkanku mengenalimu. Aku pun sangat berterima kasih karena takdir Allah
bisa kembali mempertemukan kita di sini.”
Rainy terdiam.
Kali ini, bukan hanya wajahnya yang terasa menghangat. Tapi hatinya pun begitu.
Cara berbicara Choky, perlakuannya, dan sorot matanya benar-benar membuatnya
nyaman.
“Aku pun
berterima kasih karena kau mau datang ke tempat ini,” Rainy menatap Choky serius.
“Takdir yang
membawa langkah kakiku ke sini.”
Rainy tertawa
ringan. Mau tak mau, Choky pun ikut tertawa melihat mata Rainy yang hanya
membentuk sebuah garis ketika tertawa.
“Hei, kenapa
kau juga tertawa?”
“Kau lucu saat
tertawa. Matamu tertutup, Rainy,” Choky masih terkekeh.
“Ini juga
takdir, tahu!” Rainy menatap Choky sambil sedikit mengernyitkan dahinya.
“Iya, tak apa.
Aku jadi bisa tiba-tiba pergi saat kau tertawa. Dan orang yang melihatmu akan
berpikir aneh-aneh tentangmu yang sedang tertawa sendirian.” Choky tergelak
dengan kalimatnya membuat Rainy sedikit kesal, murung, tapi juga ingin tertawa.
“Baiklah jika
kau ingin meninggalkanku...” Rainy mendesah berat. Lalu dia mengambil
cangkirnya dan menyesap cokelat panasnya dengan gelisah.
“Eh, bukan
begitu. Maaf, aku hanya bercanda. Aku tentu takkan meninggalkanmu, Rainy. Aku
takkan membiarkanmu menikmati cokelat panas ini sendirian lagi.”
Hati Rainy
kembali terasa hangat. Bukan karena cokelat panas, tapi karena ucapan Choky dan
sorot matanya yang serius. Ada makna tersirat di balik bola mata cokelat terang
lelaki itu.
“Terima
kasih,” Rainy menyunggingkan senyum tulus.
Mereka
sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Lalu, Rainy kembali mengambil cangkir
cokelat panasnya dan menyesap isinya. Sementara Choky memilih memakan potongan black forest-nya yang masih tersisa
sepotong lagi.
“Rainy,
bolehkah aku mengantarmu pulang?”
“Sekarang?”
“Iya, kau
tentu tidak membawa mobil ataupun motor, kan?”
“Tidak. Aku
diantar Ayah tadi ke kantor.”
“Berarti, kau
mengizinkanku untuk mengantarmu pulang, kan?”
“Tapi aku
merepotkanmu, Choky.”
Choky menggeleng
cepat. “Jika kau merepotkanku, tentu aku tidak akan menawarkan ini padamu.”
Rainy
mengangguk sambil tersenyum menatap Choky. “Baiklah,” jawabnya yakin.
“Aku ingin berkenalan
dengan orang tuamu,” Choky menatap Rainy serius. Dua detik setelahnya, senyum bahagia
sama-sama tersungging di bibir kedua manusia itu.
***
Sekali lagi,
hari ini, aku dibuktikan sesuatu dari kekuatan tangan Tuhan.
Tentang takdir
dan garis hidup makhluk-Nya.
Takdir yang
kembali mempertemukanku dengannya dan mengeratkan hubungan kami.
Kisah ini
sungguh sederhana.
Hanya berawal
dari secangkir cokelat panas dan hujan.
Diakhiri
cinta...
With love,
--------------------------------------------------Note: Cerita ini dipersembahkan buat kalian yang udah menantikan kelanjutan cerita pertama. Mungkin jauh dari kata bagus, tapi semoga kalian bisa menikmatinya. Selamat menikmati cinta! Ditemani secangkir cokelat panas dan hujan :)
With love,
24 komentar
cerita ini ilustrasi dari kisahmu ya?
ReplyDeleteaku blg ilustrasi lho, bukan pure nyata.
oh jd endingnya mreka sama2 saling suka.
good lah.
rodeonya hanya sbg 'figuran' aja rupanya.
aku udah baca all out ya.
bagus penggambarannya dan pemilihan kata2nya shgga bs bkin pembaca membayangkan suasananya.
saranku, konfliknya diperkaya ya, apalagi kan ceritanya panjaanggg sampe 3 part :-)
Iya kak hehe. Iya dia figuran aja, emang niatnya cuma fokus sama mereka berdua kok.
DeleteMakasih kak ina, makasih juga sarannya:) tadinya emang mau bikin konflik, tapi takut tambah panjang. takut yang baca bosen :D
Keren Dwi keren! Kenapa nggak kamu buat novel aja? Cara penyampaian pesan dan imajinasi melalui kata-katanya sempurna banget. Aku bahkan bisa ikut ngerasain bahagia dalam cerita.
ReplyDeleteAku setuju tentang takdir yang kamu tuangkan dalam cerita
Makasiihh kak. InsyaAllah doain aja, aku emang lagi proses buat novel kedua. Yang pertama lagi nunggu kepastian penerbit hehe doain aja ya
DeleteIya syukurlah.
Rainy lagi so sweet nih...
ReplyDeleteSampai berapa episode nih dik? Hehe..
Keren..tulisannya kayak novel. Bukan seorang blogger, tapu seperti tulisan orang novelis..
Aku ngga tahu, bagaimana sih adik bisa menyerap kata-kata dari novel yang mungkin telah dibaca.
Dua jempol untukmu dik...kakak jadi malu kalau ngeposting hal yang tenteng dunia penulisan genre fiktif. Kalau dipaksain, kakak malah tulisannya menjemukan dan hambar rasanya..
nice post..
Makasih kak agha..
DeleteUdah sih sampe sini aja, soalnya takut bosen haha
Amin amin. Doain aja ya kak. Sama-sama belajar aja ini juga.
Cie..
DeleteIya adik.. sama-sama.. semangat!
Pesan cerpen motivasi dong!! *kalau boleh..
Motivasi ya? Aduh agak susah sih, tapi nanti dicoba ya :D
DeleteSemangat!
ceileeeee... si Choky mau kenalan sama ortunya Rainy :)
ReplyDeleteEndingnya gak ketebak nih, bagus
kemarin aku baca yg part 2, skg part 3, ada berapa part lagi???
ajarin aku nulis yg beginian donk Dwi :)
oya memang tidak ada yg kebetulan di dunia ini
awalnya aku bingung
Deletepart 2 kan namanya Kevin kok part 3 ganti choky??
uhmmmmm untung kamu jelasin hehe
Makasih kak mei :)
DeleteUdah kok ini terakhir kak, endingnya ya kalo choky mau kenalan sama ortunya mungkin bisa ditafsirkan masing-masing hehe ayo kak sharing2an. Seru deh pasti.
Iya bener banget. Aku juga lupa itu postingnya udah lama yang part pertamanya :D
berarti endingnya tergantung sama pembaca ini ya? keren
Deleteoke2 hahhaa
Iya kak mei, ceritanya udah mengarah happy ending sbnrnya, tapi kalo pembaca mikir di jalan ketemu mantan choky dan choky jadi galau, itu bisa sad ending haha
DeleteUwaaah...romantisnya, itu kisah cinta kelas berat. Gue seumur2 belum pernah ada di situasi kayak gitu. Ini ada lanjutannya gak??
ReplyDeleteUwaaa makasih. Emang cinta ada kelas ringan ya? Kok berasa tinju sih-_- ya ampun kasian... Semoga suatu saat mengalami yaa. Amiiiinnn
DeleteIni udah last part :D
Bikin buku aja gih, biar ada kelanjutannya lagi :D
DeleteCerita yang ini? Amiin doain aja nanti dipertimbangkan yaa
Deletecc, kamu bakat bikin nove romance dehh, dari kata katamu aja aku bisa membangun imajinasiku sendiri loh...keren bingitttt!! :D ahh, coklat..jadi pingin minum coklat di cafe gitu, sapa tau bisa samaan kisahnya, hahaha
ReplyDeleteAmiinn, sebenernya masih jauh banget dari bagus kak, ini masih berproses. Masih banyak belajar juga. Tapi makasih ya buat semangatnya:)
DeleteHaha silakan dicoba kak. Good luck! Kabarin kalo beneran kejadian yaa :D
wah keren nih keren, bagus banget mulai dari cerita, pemilihan kata dan layout bagus. bakat jadi penulis novel. Ngiri nih pengen bisa nulis novel juga..
ReplyDeleteAmiinn, makasih kak. Baru bakat, belum ahli haha
DeleteAyo ayo nulis! Nulis aja dulu dari genre yang disukai. Itu buat mempermudah feelnya.
Kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen, kak.
ReplyDeleteEnding nya itu bikin aku wah banget.
Berasa jadi Rainy.
Tapi gak keren deh garagara ini last part :/
Eh itu panjang banget huruf e-nya haha. Makasih banyak ya caecilia :)
DeleteDoain aja semoga ada cerita lainnya yang lebih baik yaa
keren. gaul. dan kapan cerita ini bisa gue alami di kehidupan nyata gue _ _".....
ReplyDeletesmua cerita, yang berbau coklat, kafe, menurut gue adalah hal yang mnerik. keren nih ceritanya.
tapi, knpa cwonya namanya choky sih? itu kayak makanan aje _ _". kenapa ga ahmad. atau fauzi. kan lbih keren tuh.
lain kali make nama gue yak, biar bsa kebawa d khidupan nyata. amin. hahaha
Tell me what do you want to tell :)