[Cerita Bersambung] Behind The Scene - Prolog

Beberapa bulan lalu, saat aku lagi gila-gilanya ketagihan drama Korea (sekarang juga masih, sih, tapi nggak segila waktu itu), entah kenapa tiba-tiba aku kepikiran untuk bikin cerita. Tapi, ini bukan kayak cerpen yang biasa aku bikin. Ini tentang cerita bersambung.


Kenapa harus cerita bersambung?


Karena tantangannya lebih susah dari cerpen. Kalau cerpen, aku bisa bikin cerita langsung jadi saat itu juga. Tinggal ngedit, mungkin butuh diendapkan sehari-dua hari. Kalo cerita bersambung, aku harus konsisten.


Iya, konsisten.


Menurutmu, konsisten itu susah nggak?


To be honest, aku sendiri susah banget untuk bisa konsisten. Nih, ngeblog aja contohnya hehe. Makanya itu aku mau menantang diriku sendiri untuk bikin cerita bersambung di Wattpad.


Dan, kenapa harus Wattpad?


Nggak tau, sih, rasanya lebih enak aja di Wattpad ketimbang blog. Soalnya itu kan bisa bikin satu cerita berbab-bab. Jadi lebih enak aja. Tapi... berhubung waktu itu ada yang saran untuk share juga di blog, jadi mungkin beberapa bab akan aku tulis di blog juga.


Beberapa loh ya, nggak semua. Kalo memang mau lebih lengkapnya, silakan baca di Wattpad-ku aja. Ini link-nya.

So, silakan menikmati. 
***



Naufal berjalan tergesa-gesa sejak turun dari mobil. Namun langkahnya jadi melambat saat melewati halaman yang sudah dipenuhi kamera, beberapa lighting, dolly track, dolly tripod, dinky dolly dan beberapa perlengkapan syuting lainnya. Laki-laki itu berhenti sejenak, mengedarkan pandang dan menghela napas.


Ia kembali meragukan keputusannya untuk mengambil peran itu.


"Kenapa kau berhenti?"


Naufal sadar akan kehadiran orang di sampingnya. Ia menggeleng cepat. "Tidak. Ayo, kita sudah terlambat." Laki-laki itu kembali meneruskan langkahnya masuk ke dalam bangunan dua lantai model minimalis.


Laki-laki—yang biasa dipanggil Babang oleh Naufal—itu adalah manajernya sejak ia memulai debut di dunia hiburan, 3 tahun lalu. Babang tidak hanya menjadi manajer Naufal, melainkan juga manajer dari boyband yang beranggotakan Naufal, Hazel, Aldi, Didit, Gifary dan Zian.


"Fal." Babang menghentikan langkah Naufal yang nyaris menyentuh handle pintu.


"Ada apa, Bang?"


"Kau benar-benar yakin dengan peran ini?" laki-laki itu berjalan mendekat. Tepat di belakang Naufal.


Naufal memicingkan matanya yang sipit, lalu menyikut lengan manajernya. "Jangan bercanda! Kau tahu kan, kita sudah tanda tangan kontrak? Lantas kita bisa apa jika aku tidak yakin untuk mengambil peran ini?"


Babang menahan tawa sambil membungkuk. "Aku mengerti. Lupakan saja. Ayo, kita pasti sudah tertinggal banyak."


Naufal menghela napas sebelum tangannya dengan kuat mencengkram handle pintu dan mendorong pintu kaca itu.


***


Semua orang sudah memenuhi ruangan. Hanya tersisa tiga buah kursi. Satu di dekat Bang Dio, selaku sutradara, dua sisanya ada di ujung dari Bang Dio. Tapi, matanya ternyata masih sensitif pada kehadiran gadis itu.


Gadis yang duduk berjarak satu kursi dari Bang Dio. Ia sedang membaca sebuah skrip dan belum menyadari kehadiran Naufal. Tangan kirinya dengan sigap menyisipkan beberapa helai rambutnya yang tiba-tiba menjuntai. Lalu, gadis itu menengadah ke arah pintu.


Pupilnya melebar, kedua alisnya terangkat dengan cepat. Kulitnya masih putih dan semakin bersih. Rambutnya cokelat kemerahan beberapa senti melewati bahu. Ia berponi depan sebatas kelopak mata. Gadis itu terlihat manis dengan pipinya yang sedikit tembam dan merah tanpa ulasan blush on. Tapi tubuhnya tidak berubah sejak dulu. Ia masih tinggi dan ramping.


"Wah, ini dia pangeran kita baru datang. Ayo masuk." Bang Dio mempersilakan keduanya untuk segera bergabung dan mengikuti briefing yang kemudian dilanjut dengan pembacaan skrip.


Karin tidak tahu harus berbuat apa. Melambaikan tangan dan menyapanya, tapi terlalu biasa untuk sebuah perpisahan yang sangat lama. Ataukah ia harus berjingkrak senang, tapi rasanya terlalu berlebihan. Ataukah ia hanya mengangguk, tapi rasanya itu tidak melambangkan kebahagiaan.


"Halo, selamat pagi semuanya. Maaf aku sedikit terlambat." Naufal memberi salam dan berjalan ke arah Bang Dio. Babang berjalan ke arah berlawanan, menduduki salah satu dari dua kursi yang masih kosong.


"Hai, senang melihatmu lagi. Sudah terlalu lama, ya?"


***


Laki-laki itu masih terlihat mungil untuk ukuran laki-laki. Mungkin hanya menyentuh angka 175 senti. Badannya tidak berubah, tetap kurus namun atletis. Warna kulitnya masih tetap putih. Karin berani bertaruh, lelaki itu masih pandai merawat diri. Lagipula, sejak dulu, ia sangat senang olahraga. Ia mengenakan kaos oblong nyaris fitbody, celana chino selutut dan topi hitam yang dibalik. Tapi terakhir kali Karin melihatnya di TV, rambut lelaki itu bergaya spiky di bagian tengah.


Lelaki yang hanya bisa ia lihat di TV sejak tiga tahun lalu, kini benar-benar hadir di hadapannya. Dan kini ia terlalu bingung untuk bersikap. Sebelum ia memutuskan apa pun, lelaki itu sudah menyapanya lebih dulu. Tidak, bukan hanya menyapanya saja. Tapi juga menyapa semua pemain dan kru di dalam ruangan.


Jantungnya jadi berdebar tidak karuan.


Hingga lelaki itu duduk di sampingnya, jantungnya berdebar semakin cepat.


"Hai, senang melihatmu lagi. Sudah terlalu lama, ya?" suara tenor sedikit serak itu menggema di telinganya.


Suara yang sudah tidak pernah didengarnya sejak sangat lama.


Karin mematung untuk beberapa detik. Matanya yang sipit menatap Naufal dengan kosong. Tiba-tiba, kedua tangannya bergerak cepat. Ia menarik Naufal ke dalam pelukannya. "Aku merindukanmu."


Semua orang di dalam ruangan sontak terkejut. Lalu, mereka langsung gaduh menyoraki.


Naufal membeku.


***




With love,

You Might Also Like

11 komentar

  1. Waaaaks, mainnya watpadd :D aku baru bikin akunnya, tapi belum mulai bikin cerita ._. pfffft wkwkw :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku udh join dr lama, tapi baru sempet bikin cerita sekarang-sekarang :D

      Akunnya apa? Ayok follow-followan biar ada yang baca ceritanya nih haha

      Delete
  2. ternyata cowok 175 cm itu masih termasuk mungil yak :DD hahaaha

    ReplyDelete
  3. Wahhhh, ada temen maen Wattpad nih, hehehe. Emang enak sih nulis di Wattpad, aman, ga bisa dicopas, terus komunitasnya aktif, jadi karya kita banyak yg baca hehehe. Nanti gua komen soal ceritanya langsung di wattpad nya aja ya.

    ReplyDelete
  4. Ini endingnya udah happy banget tapi masih bersambung kayaknya ya haha .

    e gue baca ini ko serasa kembali kejaman-jaman dimana gue masih suka baca novel teenlit ehem.

    nama pemeranya elegan-elegan yah, sesekali coba pake nama-nama yan oasaran deh, kaayak khairulleon misalnya.

    ga deng canda :D

    ReplyDelete
  5. Wattpad ya..
    Saya pikir si Karin bakalan terus malu2 gitu..
    Eh ternyata langsung main peluk aja.. Hehehe

    ReplyDelete
  6. Kiiiii pooooppp... Band band an gitu. Tapi dipi mnyimaknya dgn serius loh. Ada sebuah kisah sih dlm hidup dmn seorang dipi kenal dgn anggota band kyk gitu. Cakeeppp... Aku suka dia, dia suka aku, tapi kmi jelas ga jodoh.. Hahaha.
    Story mu mngingatkanku padanya :).
    Keren atuh nulis di wattpad, lanjutkaaann

    ReplyDelete
  7. konsisten memang susah. komitmen buat konsistennya sih gampang dibuat, pelaksanaannya yang ribet. say ajug aheran, kenapa harus ada hal semacam bersambung.. makanya kalau nonon lebih suka yang film abis langsung daripada drama.

    ReplyDelete
  8. Kenal wattpad udah lama, tapi lebih kenal akhir-akhir ini karena salah satu temen gue yang punya app wattpad di hp dan sering baca-baca gitu sambil melototin layar hape. Oh ini toh wattpad, banyak bakat bakat penulis muda disini.

    Hmm judulnya menarik, ada kisah yang terjadi di belakang layar oleh pemain-pemainnya. Patut ditunggu episode selanjutnya

    ReplyDelete
  9. 175 cm itu tinggi woy ah :))

    Hmmm gue tebak ini cerita soal artis yg dapet peran bareng mantannya dulu ya? Hmmm main peluk2 aja lagi, biasanya kan gengsian wkwk. Bagus ceritanya. Lanjutkan ya.

    ReplyDelete
  10. Sampe sekarang belum tertarik main wattpad, tapi katanya banyak penulis yang ceritanya langsung dibukukan gitu, keren sih.

    Terus keknya kalo udah bikin cerita di wattpad harus semakin konsisten nih, semangat terus!

    Btw, ceritanya kek drama-drama gitu ya, boleh lah lanjutkan!

    ReplyDelete

Tell me what do you want to tell :)