[Review] Walking After you by Windry Ramadhina

Di suatu sore di Hari Minggu, aku sedang menikmati blurb dari beberapa novel yang memiliki rating cukup bagus di Goodreads. Atau tidak, aku memilih novel penulis favorit dan penerbit favorit untuk kubaca blurb-nya. Tidak lupa, aku membaca review dari sebagian pembaca untuk membuat keputusan akan membelinya atau tidak.

Masa lalu akan tetap ada. Kau tidak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang tak bisa ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkan kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka.

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.


Dan, blurb dari penulis Windry Ramadhina berhasil menghipnotisku. Untaian kata yang saling menyambung dalam blurb Walking After You benar-benar menyihirku untuk gegas mencari toko buku online dan membelinya. Oh ya sekarang, aku sedang gemar membeli novel bekas yang kondisinya seperti masih baru. Ini salah satu cara agar aku tetap bisa membeli buku dengan harga murah. Meskipun aku harus membeli online, meskipun aku tidak bisa merasakan sensasi membuka plastik buku, mencium aroma khas buku baru, dan menyentuhnya secara lembut--sebelum membacanya, tapi aku tetap senang. Senang karena aku bisa kembali masuk pada imajinasi penulis. Bisa ikut menjelajah dunia yang penulis bangun, ikut jatuh cinta pada karakter tokoh yang penulis buat, dan enggan beranjak. Tentu saja.

Baiklah. Lanjut ke cerita. Setelah buku sampai di tangan--aroma khas buku masih tetap tercium meskipun itu bekas--aku langsung mengendusnya. Aromanya merasuk menenangkan. Entah ini kebiasaan anehku atau mungkin, kamu pun selalu melakukan hal ini. Yang jelas, mengendus aroma buku baru adalah salah satu kebahagiaan buatku. Aku mulai membaca prolog. Bagaikan kisah dongeng, cuplikan adegan di bagian prolog mampu membuatku tersenyum sukses. Sepertinya, aku tidak salah membeli buku.

***

http://goodreads.com

Judul : Walking After You

Penulis : Windry Ramadhina

Penerbit : GagasMedia

Tahun : 2014

Halaman : 318 halaman


Novel ini bercerita tentang tokoh kembar bernama Anise--yang lebih akrab dipanggil An--dan Arleta. Si kembar yang memiliki kepribadian bertolak belakang. Anise, gadis periang yang lebih menyukai aroma oregano, tomat, basil, keju, minyak zaitun, dan lada. Sementara Arlet terlihat sedikit lebih lembut dan manis. Gadis itu menyukai aroma cokelat, caramel, krim, dan selai.

Di novel ini pula, kamu akan bertemu dengan Jenindra. Lelaki yang menyebabkan konflik utama muncul. Lelaki masa lalu An dan tentu Arlet. Lelaki pecinta sekaligus koki masakan pasta. Lelaki yang memesona dan berkharisma. Lelaki yang membuat An dan Arlet terjebak dalam sebuah kondisi buruk.

Di sisi lain, kamu akan dikenalkan pada sosok Julian. Lelaki dingin yang lucu. Lelaki yang mudah digoda An dan pipinya akan bersemburat merah dengan segera. Lelaki yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya lewat ekspresi. Lelaki pecinta kue manis dan koki yang sangat handal. Julian si perfeksionis.

Ada juga Galuh dan Gen. Yang satu sepupu An, yang lainnya rekan satu dapur An.

Aku tidak akan menceritakan bagaimana kisah di novel ini berjalan. Kamu lebih baik membacanya sendiri, merasakan bagaimana manis-pilunya novel ini. Aku hanya ingin menyampaikan perasaan terpendam sejak semalam, ketika aku selesai melahap novel ini hanya dalam 4 jam saja.

***

Pertama kali membaca novel karya Windry Ramadhina dan aku serta-merta langsung jatuh cinta pada tulisannya. Tulisan yang manis dan menyentuh. Adegan yang berpindah secara lembut dan tidak dipaksakan. Deksripsi latar dan suasana yang saling berhubungan dan tergambar jelas menambah kelebihan dalam isi novel ini. Tidak hanya itu, yang benar-benar membuat aku jatuh cinta akan novel ini adalah, karakter Julian yang menggemaskan. Terkadang ia terlihat sangat dingin dan menyebalkan. Tapi di satu sisi ia terlihat sangat manis dan lucu. Mbak Windry pintar menyatukan karakter An yang periang dan Julian yang dingin. Menyatukan masakan pasta hasil racikan An dan manisnya kue yang dibuat Julian. Perpaduan itu menurutku jauh lebih dari cukup. Nyaris sempurna. Kelebihan lainnya, konflik yang disuguhkan benar-benar menguras emosiku sebagai pembaca. Mbak Windry tau bagaimana menyambung konflik demi konflik hingga tiba di puncak konflik utama. Seorang tokoh Ayu--si gadis penyuka warna merah, yang katanya ada di novel Windry sebelumnya, London--yang awalnya kupikir tidak begitu berpengaruh di dalam cerita ini, ternyata punya peran penting di akhir cerita. Dan menurutku itu menjadi penutup yang sangat manis.

Kelebihan yang patut aku acungkan kedua jempol untuk novel ini adalah, wawasan yang dimiliki penulis. Tentang pasta dan Italia. Tentang kue dan Paris. Tentang Australia dan perkuliahan. Wawasan dunia kuliner yang memanjakan mata pembaca. Semua sangat detail dan rapi. 

Dari kelebihan-kelebihan yang ada di novel ini, aku nyaris tidak menemukan kekurangan. Aku mencari-cari celah kosong yang bisa dijadikan kekurangan. Namun celah itu memang tidak banyak. Menurutku kekurangan terbesar dari novel ini yaitu tidak ada pembeda antara cerita masa sekarang dengan cerita masa lalu. Apalagi kisah masa lalu dengan kisah masa sekarang ada dalam satu bab dan hanya beda adegannya. Jadi aku perlu membaca beberapa kalimat untuk tahu cerita itu ada di masa yang mana. Selain itu, kekurangan novel ini menurutku adalah kebiasaan para tokoh meminum anggur. Mungkin ini hanya selera saja, tapi menurutku minuman itu terlalu tabu, jadi aku kurang menyukainya. Dan aku menemukan tulisan yang typo di bab menjelang akhir. Aku lupa tepatnya halaman berapa. Namun kata itu ada di sekitar sudut kanan bawah. Kata yang seharusnya "percaya" diketik menjadi "bercaya".

Selebihnya, aku tidak menemukan celah kosong itu lagi. Aku larut dalam derai tawa akan tingkah lucu Ju, aku larut dalam senyum akan adu peran An dan Ju, aku larut dalam tangis akan kisah masa lalu An dan Arlet, aku larut dalam kekesalan pada Jenindra.

But over all, novel ini benar-benar aku rekomendasikan untuk kamu yang menyukai kisah masa lalu. Kamu yang menyukai kisah hujan dan pilu yang serta-merta dibawa turun ke tanah. Kamu yang menyukai pasta gurih dan kue manis. Kamu harus membaca ini.

Aku memberi rating 4/5 untuk Walking After You. Dan setelah ini, aku yakin akan mencicipi karya Windry Ramadhina yang lain. Selamat berkarya terus, Mbak Windry! Dan tolong, titipkan salamku untuk Julian si pemalu yang selalu bersikap dingin. Aku jatuh hati padanya:)


Terima kasih untuk 4 jam yang terasa sendu dan manis




With love,
 

You Might Also Like

25 komentar

  1. nice review, jadi novel ini cocok untuk pembaca umur berapa ?

    ReplyDelete
  2. Kalau membaca review yang telah di sampaikan, membuat saya menjadi penasaran lebih jauh tentang isi yang ada di dalam novel tersebut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah beli dan membacanya dan ternyata benar2 keren :D
      tapi belum habis bacanya
      karena kesibukan kerja

      Delete
  3. Ah.... Kak Dwi bikin iri, nih... Kenapa saat akhir bulan gini, gue harus baca review buku keren gini. Oke deh, keknya masuk list supaya gak ketinggalan kesyahduan dari buku itu... Kemaren sempet pengen beli, tapi.... Dunia berkata lain. :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serius Om Heru kamu harus baca ini! Biar baper wahahaha. Keren banget beneraaaaannn gak bohooonggg

      Delete
  4. Dari dulu tiap baca novel pengen banget jatuh cinta sama salah satu karakternya, tapi kok susah banget ya. Yang selalu menarik dari novel adalah konfliknya..

    Novel ini berlatar belakang apasih wi? Restoran gitu ya? Soalnya banyak nyebutin kue. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin kamu udah terlalu jatuh cinta sama gebetan yang gak peka, Bang.

      Yup restoran perpaduan antara pasta dan kue. Keren deh baca dong Bang Erick...

      Delete
  5. Kok kayaknya nggak asing ceritanya ya. Kayaknya aku pernah liat cerita kayak gitu di anime. Tapi nggak semua.

    Karakter-karakternya unik. Kayaknya si nggak ngebosenin nih kalo dibaca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm, mungkin ide ceritanya hampir mirip.

      Emang nggak ngebosenin. Sangat gak membosankan.

      Delete
  6. Dia yang nulis London bukan sih Wi?? Kalo iya, beuhh brarti memang spesialisnya menceritakan detail2 kota luar negri dengan sangaaaat sangaaaaat terperinci dengan bumbu romansa yang keren bangetttt...jadi pingin baca ituuu...cuman aku masih ada uku Ayah Andrea Hirata dan bukunya Arafat Nur yang Tempat Sunyi kalo ga salah belum dibaca..senduuu ya wiii...pas buat kamu bukunya kayaknya wi..hehehhe. kamu sukanya yang sendu2 dengan kata2 romansa gitu ya wi?? #soktauuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul Kakak Meykke, aku malah belum baca yang London. Jadi pengin baca juga kaaan haha. Oh ya buku itu juga kepengin baca, seru nggak? Yang Ayah.

      Iya aku seneng banget sama novel-novel sweet-sendu gimana gitu ya, makanya tulisannya nyaris mirip gitu-gitu hehe

      Delete
  7. masuk list nih. apalagi terbitan gagas.

    ReplyDelete
  8. Aku suka novel karya Windry tapi kadang terselip adegan dewasa. Kalau yg ini sama nggak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang ini just kissing aja kalo nggak salah. Nggak ada adegan dewasanya.

      Delete
  9. Bukan pecinta novel sih, tapi kalau ngeliat reviewnya bagus. Apalagi ini tentang saudara kembar

    ReplyDelete
  10. boleh lah novel tu jadi list berikutnya hhe. lagi baca ayat2 cinta 2 sama api tauhidnya habiburrohman tapi blum selesai hhe

    ReplyDelete
  11. Novelny seru ni kekny.. Sejenis-jenis karya Ilana tan ya? Apa ane bener? Dibenerin aja yah.. Masuk whitelist duluu deh :D Lagi ngerampungin amelia dari TL.. hehehe.

    ReplyDelete
  12. masuki whitelist dulu, masih baca World After (2nd books of Penryn & the End of Days (Angelfall))

    ReplyDelete
  13. Itu buku bekas ya, kak?
    Gimana sih cara belinya?

    Dari sinopsis yang udah kakak tulis di atas, aku udah tertarik. Di tambah lagi setelah membaca reviewnya. Makin tertarik.

    Aku mau coba-coba lihat di goodreads lah.

    ReplyDelete
  14. Gpp gak buku baru juga, yang penting bisa lebih murah dan tentunya kita bisa mengerti isinya. hehe

    Wihh dapet rating 4/5 udah hampir sempurna, berarti emang gak ada celah nih, kayaknya beneran bagus. Jadi penasaran. :)

    ReplyDelete
  15. Selera kita beda nih mbak dwi, gue mah kurang suka buku kaya gini. Tapi lebih suka ke buku misteri detektive gtu kaya Agatha Christe atau Conan Doyle haha

    ReplyDelete
  16. pecinta novel ya mbak, kelihatan tuh sampai beli novel bekas buat dibaca. gue juga kalo beli buku hal yang pertama adalah mencium baunya, baunya khas, bau toko :D

    melihat dari reviewnya terlihat cerita dalam novel ini sangat menarik, ada si kembar yang beda prilaku dan sifatnya. bakal ada konflik-konflik yang muncu, ditambah dengan penggambaran tokoh-tokoh lainnya.

    nilai 4 dari 5 udah jelas sangat bagus banget nih, eehh caption yang bawa yang "terima kasih untuk 4 jam yang terasa sendu dan manis" berarti mbak langsung baca sampai selesai yaa, keren deh, sebagai bukti kalo novel ini emang bagus ceritanya :)

    ReplyDelete

Tell me what do you want to tell :)