Maaf, Aku Begini Adanya

"Kamu tuh jadi cewek bisa apa sih? Ngeselin banget!" Ega pergi sambil menahan emosi yang sudah di ubun-ubun.

Keyla hanya bisa menangis di kursi tempatnya duduk. Seluruh air matanya tumpah. Pipinya sudah dibanjiri penuh dengan air mata. "Maaf Ga, aku nggak bisa bahagiain kamu."

***

Malam itu seperti biasa Ega selalu menelepon Keyla untuk sekedar mendengar suara Keyla. Meskipun mereka satu sekolah, tapi tetap saja kalau sudah rindu tak bisa ditahan.

"Key, besok aku nggak bisa jemput sekolah nih, maaf."

"Loh kenapa?" suara Keyla terdengar parau.

"Nggak aku ada perlu."

"Oh ya udah nggak papa deh." Tanpa curiga sedikit pun, Keyla hanya mengangguk-angguk.

***

Keyla sedang menunggu Ega di depan kelasnya dengan sabar. Siang itu pelajaran terakhir di kelas Ega memang pelajaran yang biasa pulang telat. Pelajaran matematika. Sudah 15 menit Keyla menunggu dengan sabar. Terkadang dia membaca novel, mendengarkan lagu, atau sekadar menyapa teman yang lewat. Tapi matanya tiba-tiba berbinar ketika melihat kelas Ega mulai berhamburan keluar. Keyla cepat-cepat mencari sosok Ega.

"Ega!" Keyla melambaikan tangannya.

"Eh kamu  udah nunggu. Mmhh.. Anu Key. Kayaknya kita nggak bisa pulang bareng. Aku harus cari buku-buku buat UN. Ya kamu tau kan UN sebentar lagi."

"Tapi aku bisa anter kamu loh Ga."

"Nggak perlu. Aku mau cari sama... Temen. Iya aku ada janji nih sama temen."

"Yah... Padahal hari ini aku mau kasih kamu masakan dengan resep baruku. Tapi ya udah deh nggak papa kalo nggak bisa."

"Maaf ya Key. Besok-besok deh kita pulang pergi bareng lagi ya."

***

Seminggu, dua minggu, tiga minggu, Keyla semakin bingung dengan perubahan sikap Ega. Dia semakin sulit untuk diajak menghabiskan waktu bersama. Tapi tak ada kecurigaan sedikit pun akan itu. Hingga tiba saat kelulusan dan Ega lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.

Keyla senang. Sangat senang malah, pacarnya bisa masuk 3 besar siswa dengan nilai UN tertinggi. Tapi ada juga yang membuatnya sedih. Tentu saja dia akan berpisah dengan Ega. Ega harus meneruskan  kuliahnya di Jakarta. Dan tidak tentu juga kapan pulang ke Bandung.

"Ega. Kamu jangan nakal lho di sana. Di sana kan ceweknya cantik-cantik nggak kayak aku."

Ega terdiam sejenak. "Iya." jawabnya singkat tanpa menoleh sedikit pun pada pacarnya itu.

"Ga. Kamu kok akhir-akhir ini menghindar? Kamu aneh. Jadi ngejauh. Kamu nggak punya selingkuhan kan?"

"Kamu ngomong apa sih! Udah deh kamu itu masih kecil, nggak tau apa-apa sama masalahku!" bentakan itu keluar refleks dari mulut Ega.

Keyla terdiam. Tiga detik setelahnya, matanya terasa panas. Air mata itu mengalir begitu saja tanpa permisi. Keyla terkejut dengan apa yang baru saja diutarakan Ega. Dia sangat tidak suka dibentak! Umurnya memang 2 tahun di bawah Ega, tapi bukan berarti Ega bisa mengatakan apapun tentang Keyla.

"Iya maaf. Aku emang anak kecil. Nggak tau apa-apa sama masalah kamu. Kamu juga emang nggak pantes cerita sama aku karena aku nggak akan ngerti!" Keyla pergi begitu saja tanpa memedulikan keberadaan Ega di sampingnya.

***

"Bego banget sih jadi cewek! Heh! Kamu tau kan aku lagi sibuk ngurusin kuliah. Ngerti dong. Jangan maunya dingertiin terus tapi lo sendiri nggak mau ngertiin!"

Keyla diam. Entah untuk keberapa ratus kalinya dia mendengar bentakan itu keluar dari mulut Ega. Rasanya dia ingin menyerah begitu saja. Dia tak mampu terus menjalani semuanya dengan Ega. Setahun sudah dia melalui masa-masa kebersamaan dengan Ega.

"Kamu bisa nggak ngomongnya pelan-pelan?"

"Lo ngeselin sih! Udah sana pergi jangan ganggu gua!"

***

Sore itu, di sanalah mereka berada. Keyla dan Anggi sedang membuka sesi curhat di pinggir kolam ikan di rumah Keyla. Mata Keyla sudah sangat sembap. Mukanya sudah terlihat sangat lelah.

"Aku nggak tau harus gimana lagi Nggi. Aku capek. Ega semakin berubah." jelas Keyla sambil sesegukan.

"Tapi cuman kamu yang mampu ngimbangi dia. Di balik sifat kerasnya, kamu mampu melembutkannya. Dia egois dan kamu pemaaf. Kamu penyabar. Pokoknya cuma kamu yang bisa ngimbangi dia." nasihat Anggi panjang lebar.

"Nggak tau deh. Dia sekarang berubah drastis. Mana kami bakal LDR juga. Komunikasi sekarang aja udah susah. Apalagi nanti kalau udah LDR?" keluh Kesya.

"You're the strongest girl!"  Anggi mengelus bahu Kesya lembut.

***

"Pokoknya setahun lagi kamu siap ngelamar dia ya. Mama yakin dia pasti jadi istri yang baik buat kamu."

"Tapi Mah..."

"Mama udah pilih seseorang yang tepat untuk kamu. Jadi tolong, tinggalkan pacarmu yang nggak bisa menikah cepat sekarang-sekarang ini dan menikahlah dengan pilihan Mama."

Keyla terkejut saat mendengar itu. Ternyata, perubahan sikap Ega selama ini karena sebuah perjodohan. Pantas saja Ega dulu bilang bahwa dia tidak akan mengerti apa-apa. "Ya Tuhan!" batin Keyla.

Ega keluar dari rumah dan mendapati Keyla mematung di pintu rumah dengan muka memerah siap untuk menumpahkan sebanyak apapun air mata yang dimilikinya.

"Keyla!"

Keyla berusaha melepaskan genggaman tangan Ega. "Kamu nggak perlu jelasin apa-apa. Semua emang udah jelas. Kita akhiri semuanya di sini!" Keyla berlari pergi meninggalkan Ega yang masih berdiri kebingungan. Setibanya di luar gerbang, Keyla tidak menyadari ada mobil yang melaju sangat kencang.

CKIIIIIIIIIIIIIKKKKKKKKK! Tabrakan pun tak dapat dihindari. Keyla terlempar beberapa meter sebelum akhirnya jatuh ke aspal dan kepala belakangnya terbentur sangat keras.

"Keylaaaaaaaaaaa!!!!!" Ega berlari menghampiri pacarnya yang tergeletak bermandikan darah di jalan. Ega berusaha membangunkan Keyla. Namun percuma, Keyla sudah tak bernyawa.

Ribuan bahkan jutaan tetes air mata Ega tak mampu menggantikan nyawa pacarnya itu kembali. Namun Ega tak mampu menahan sakit yang dideritanya. Kehilangan orang yang sangat dicintainya. Dia belum menjelaskan apa-apa pada Keyla. Baru saja beberapa detik yang lalu Keyla marah dan meninggalkannya. Ternyata, dia mengakhiri semua itu untuk selamanya.

"Keylaaaa! Maafin aku! Aku sayang kamu! Jangan tinggalin aku Keylaaaaaaaaaaaaa!"

Penyesalan selalu datang terlambat. Dia mungkin sering membuatmu kesal. Sering membuatmu marah. Tapi di balik semua itu, dia masih mampu mengimbangimu. Dia masih sabar dan tahan akan sifat egoismu. Percayalah, dia pasti sangat mencintaimu. Jika kamu meninggalkannya, belum tentu kamu bisa menemukan orang baru sepertinya. Sebelum menyesal, jagalah dia dan bahagiakan dia. Sebanyak apapun kekurangannya, Tuhan sengaja menciptakanmu untuk menutupi kekurangan itu dan menjadikan kalian sebagai pasangan yang sempurna yang bisa saling melengkapi satu sama lain.

You Might Also Like

0 komentar

Tell me what do you want to tell :)